Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Markas besar TNI memastikan tidak akan melakukan penarikan maupun penambahan pasukan di Papua meski operasi pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, rampung terlaksana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengatakan keberadaan prajurit TNI dan personel Polri di Papua adalah dalam rangka membantu pemerintah meningkatkan pembangunan, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keberadaan kami di sana untuk menjaga kondusifitas dan menjamin keamanan masyarakat," kata Hariyanto melalui pesan singkat, Rabu, 25 September 2024.
Keberadaan TNI-Polri, kata dia, khususnya di wilayah Kabupaten Nduga telah berdampak positif dalam mencegah terjadinya gangguan yang dilakukan gerakan separatis.
Menurut Hariyanto, gangguan yang kerap dilakukan kelompok separatis di Nduga, telah menyebabkan kehidupan sosial masyarakat di Nduga menjadi tidak normal.
"Jadi soal penarikan pasukan adalah propaganda OPM. Namun, yang jelas kami tidak akan menarik dan menambah pasukan, mengingat akan dilaksanakan pilkada serentak," ujar Hariyanto.
Sebelumnya, keberhasilan pendekatan soft approach dalam operasi pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens dinilai menjadi upaya jitu dalam menangani konflik kemanusiaan di tanah Papua.
Profesor riset pada Pusat Riset Kewilayahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cahyo Pamungkas mengatakan keberhasilan membebaskan Philip mesti menjadi preseden bagi pemerintah, khususnya TNI-Polri dalam penanganan konflik di Papua.
"Dengan kata lain segera meninggalkan pendekatan keamanan," kata Cahyo.
Pendekatan keamanan yang dimaksud Cahyo, ialah TNI-Polri tidak lagi mengirimkan pasukan tambahan ke Papua. Menurut ia, keberadaan pasukan organik di Papua yang dimiliki Komando Daerah Militer dan Kepolisian Daerah sudah lebih dari cukup untuk menjaga kondusifitas.
"Penyematan label Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB juga perlu ditinjau ulang," ujar Cahyo.
Adapun Philip Mark Merhtens dibebaskan milisi TPNPB pimpinan Egianus Kogoya pada 21, September lalu, setelah disandera selama hampir 20 bulan lamanya di tanah Papua.
Pilot berpaspor Selandia Baru itu disandera milisi Egianus setelah mendaratkan pesawat Susi Air dengan kode registrasi PK-BVY di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga pada 7, September 2023 lalu.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Begini Kata Pegiat Soal Untung Rugi Pembentukan Angkatan Siber