Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Viral Pernikahan Mewah Gus Musa dan Ning Nafisa, Penerus 2 Ponpes Besar di Jateng dan Jatim

Pernikahan mewah Gus Musa dan Ning Nafisa pada 5 Maret 2023 jadi viral di media sosiall. Keduanya penerus 2 ponpes besar di Jateng dan Jatim.

6 Mei 2023 | 20.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pondok pesantren Al-Fatah Temboro. Wikisantri.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pernikahan Gus Musa dan Ning Nafisa yang digelar pada Ahad, 5 Maret 2023 lalu kini viral di media sosial, seperti TikTok. Pasalnya, pernikahan tersebut digelar secara mewah laiknya royal wedding, setelah ditelisik kemewahan tersebut terlihat wajar karena pernikahan tersebut melibatkan pengantin yang keluarganya merupakan orang berpengaruh di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengantin laki-laki, yakni Gus Musa diketahui merupakan putra dari pimpinan Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Fatah Temboro yang terletak di Malang, Jawa Timur. Pesantren tersebut diketahui merupakan salah satu pesantren terbesar di Asia Tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, pengantin perempuan, yakni Ning Nafisa diketahui merupakan putri dari Dokter Irfan sekaligus cucu dari almarhum Dokter Tunjung Soeharso yang merupakan pendiri Rumah Sakit Karima Utama Solo dan pendiri Pondok Pesantren Isy Karima Karangpandan, Jateng. Pondok pesantren Isy Karima Karangpandan merupakan pondok pesantren yang terkenal akan kualitasnya karena telah menghasilkan ribuan penghafal Quran di seluruh Indonesia.

Pernikahan Gus Musa dan Ning Nafisa. TikTok

Profil Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro

Seperti dilansir dari laman kominfo.magetan.go.id, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah merupakan sebuah pondok pesantren yang terletak di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim. Pesantren yang menempati lokasi seluas 50 hektar tersebut merupakan pusat pengembangan ideologi Jamaah Tabligh terbesar se-Asia Tenggara.

Pondok pesantren Al Fatah pertama kali muncul sebagai halakah pengajian di bawah pimpinan K.H. Shiddiq pada 1912 dan bertahan hingga wafatnya Kiai Shiddiq pada 1950. Berikutnya kepemimpinan diserahkan kepada anaknya, yakni K.H. Mahmud Kholid Umar dengan K.H. Ahmad Shodiq selaku wakilnya.

Berikutnya, masih pada tahun yang sama Kiai Mahmud dan Kiai Ahmad mengubah halakah tersebut menjadi pesantren salaf dan di tahun-tahun berikutnya didirikan Madrasah Ibtidaiyah pada 1965, kemudian disusul dengan pendirian Pendidikan Guru Agama pada 1967 yang nantinya akan dipecah menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah pada 1985. Namun sebelum itu, seperti dilansir dari buku yang ditulis oleh Dr. Moh. Yusuf, Lc., MFi.I dengan judul Jama’ah Tabligh Temboro Magetan, Studi Gerakan Sosial Lokal Berorientasi Nilai, menyebut bahwa awal masuknya Jamaah Tabligh (JT) ke Temboro diawali pada 1984 melalui rombongan yang dipimpin oleh Profesor Abdus Sobur.

Lebih lanjut, terdapat K.H. Uzairon Thoifur Abdillah yang merupakan putra dari Kiai Mahmud bergabung dengan JT ketika masih belajar di Mesir. Setelah kepulangannya ke Temboro pada 1987, Kiai Uzairon membentuk kelompok khuruj yang terdiri dari para senior Al Fatah untuk berdakwah ke setiap rumah di sekitar pondok.

Sejak kegiatan tersebut, gerakan JT di Temboro menjadi lebih meluas dan menyebabkan pertumbuhan jamaah yang signifikan. Bahkan karena besarnya jumlah dan pengaruh Al fatah dan JT di Temboro, menjadikan desa tersebut mendapat julukan Kampung Madinah.

Pondok Pesantren Isy Karima Karangpandan

Dilansir dari laman isykarima.com, Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Isy Karima atau YSPII merupakan cikal bakal pembentuk pendirian pondok pesantren Taman Pendidikan Al-Quran setingkat SMA di bawah bimbingan Ustadz Ya’qub Basya (rahimahullah) dan Ustadz Suwardi Effendi, Lc (rahimahullah).

Taman Pendidikan Al-Quran tersebut didirikan pada 1996 sebagai upaya untuk memakmurkan Masjid Bilan Bin Rabah yang dibangun di atas tanah wakaf dari dr. Tunjung Soelaksono Soeharso (rahimahullah) melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Berawal dari hal tersebut, sejumlah penasihat dari YSPII yang terdiri atas Ustadz Ahmad Husnan, Lc (hafizhahullah), Ustadz Muzayyin Abdul Wahab, Lc (rahimahullah), Ustadz Suwardi Efendi, Lc (rahimahullah), dan Ustadz Muhammad Ilyas, Lc (hafizhahullah) serta dari DDII perwakilan Jawa Tengah memutuskan untuk mendirikan sebuah program pendidikan berupa Ma’had Tahfizhul Qur’an. Akhirnya pada 1998, secara resmi berdirilah Ma’had ‘Aly Tahfizhul Qur’an Isy Karima yang merupakan program pendidikan setingkat Diploma II dengan masa pendidikan selama 2 tahun dengan fasilitas beasiswa penuh.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus