Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya membantah isu organisasinya akan mengambil alih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia menganggap pemimpin partai adalah urusan internal PKB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu bukan urusan kami (mengambil alih PKB), itu urusan internal partai,” ucap Gus Yahya kepada awak media di Surabaya, Senin, 19 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, NU memiliki posisi sebagai masyarakat sipil yang memiliki aspirasi kepada PKB. Sehingga, PBNU juga tidak akan membentuk partai baru sebagai tandingan.
“Saya kira tidak (membentuk partai baru). Ini aspirasinya dari NU ke PKB. Sebab, kami lihat ada hal yang tidak benar di PKB yang harusnya diubah,” papar Gus Yahya.
Gus Yahya juga mengatakan bahwa PBNU mendesak PKB untuk mengembalikan kepemimpinan ulama. Sebab, PKB didirikan oleh NU dengan mandat sebagai wadah kepemimpinan ulama dalam politik.
Karenanya, hari ini PBNU mengundang kiai se-Indonesia untuk membicarakan hal tersebut di Kantor PCNU Surabaya. Mereka sepakat memerintahkan PBNU agar mengembalikan kepemimpinan ulama dalam PKB. “Kami tidak akan berhenti sampai berhasil, sebab ini mandat para ulama,” ucap Gus Yahya.
Pantauan Tempo, sebanyak 36 kiai se-Indonesia diundang dalam agenda pertemuan PBNU dan ulama. Pertemuan itu berlangsung tertutup mulai pukul 12.00 hingga 14.30 WIB.
Terlihat sejumlah kiai khos NU yang hadir. Seperti Ketua PWNU Jatim terpilih sekaligus pengasuh pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz. Ada juga KH Idris Hamid dari Pasuruan, Eks Mendikbud 2009-2014, Prof KH Mohammad Nuh, hingga Rais Aam PBNU, KH Miftahul Achyar.
Pilihan Editor: Daftar Menteri dari PDIP di Kabinet Jokowi setelah Reshuffle