Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meninggal
Alex Komang
AKTOR senior Saifin Nuha atau yang populer dikenal dengan nama Alex Komang meninggal Jumat pekan lalu di Rumah Sakit Dokter Karyadi, Semarang, Jawa Tengah. Ketua Badan Perfilman Nasional Kemala Atmodjo mengatakan Alex sebelumnya tak pernah mengeluh sakit. Dia dirawat sejak sebulan lalu di rumah sakit itu karena kanker hati.
Alex, yang lahir di Jepara, Jawa Tengah, 53 tahun lalu, mengasah bakatnya di Teater Tetas dan sempat mementaskan lakon berjudul Jerit Tangis di Malam Buta. Dia kemudian aktif di Teater Populer, yang mempertemukannya dengan sutradara kawakan Teguh Karya. Kolaborasi keduanya menghasilkan film Secangkir Kopi Pahit dan Doea Tanda Mata, yang membawanya meraih Piala Citra 1985 untuk kategori pemeran utama pria terbaik.
Alex menjadi salah satu aktor yang masih aktif berkiprah di film-film era 2000-an. Tercatat beberapa film yang dibintanginya seperti Cau-Bau-Kan (2002), Laskar Pelangi (2008), Darah Garuda (2010), Surat Kecil untuk Tuhan (2011), 9 Summers 10 Autumns (2013), dan Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014). Film terakhir yang dibintanginya adalah Gunung Emas Almayer (2014). Adapun kiprahnya di organisasi perfilman mencapai puncaknya saat ia terpilih menjadi Ketua Badan Perfilman Nasional pada tahun lalu.
Meski namanya tenar di pentas film nasional, Alex masih sempat menginisiasi sebuah festival di kampung halamannya di Kabupaten Jepara. Kegiatan itu diberi nama Festival Kartini, yang digelar tiap 21 April. "Ini sudah tahun ketiga festival yang digagas Alex Komang bersama sejumlah seniman Jepara," kata juru bicara Pemerintah Kabupaten Jepara, Hadi Priyanto.
Saat berdiskusi dengan Tempo pada 2011, Alex menyebutkan Festival Kartini dibuat dengan tampilan sederhana. Konsep yang ditampilkan tak terjebak dalam busana tradisional yang glamor dan penuh makeup. "Menampilkan nuansa perempuan masa lalu yang sederhana," ujar Alex saat itu. L
Meninggal
Mayor Jenderal Purnawirawan Abdul Kadir Besar
MAYOR Jenderal Purnawirawan Abdul Kadir Besar, 81 tahun, meninggal pada Rabu pekan lalu di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Dia tercatat pernah menjabat Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara saat Jenderal Besar Abdul Haris Nasution menjadi ketua pada 1966-1972. Paman mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Purnawirawan Endriartono Sutarto ini disebut-sebut pernah menerima dokumen Surat Perintah Sebelas Maret, yang kemudian disimpan di arsip MPRS. Abdul Kadir sempat mengungkapkan fakta tentang peristiwa yang terjadi pada 30 September-1 Oktober 1965, juga tentang Sidang Umum IV MPRS. Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. l
Meninggal
Brigadir Jenderal Purnawirawan Andi Oddang Makka
MANTAN Gubernur Sulawesi Selatan Brigadir Jenderal TNI Purnawirawan Andi Oddang Makka meninggal pada usia 89 tahun di Rumah Sakit Siloam Makassar, Selasa pekan lalu. Dia menjabat gubernur pada 1978-1983. Andi Oddang meninggal karena virus yang menggerogoti parunya sehingga berpengaruh ke ginjal dan organ tubuh dalam lain. Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.
"Sudahlah, jangan buat kata yang sumir dan absurd. Miskin, ya, miskin."
Presiden Joko Widodo mengisahkan saat ia menjadi Gubernur DKI Jakarta disodori data tingkat kemiskinan penduduk Ibu Kota. Data itu menyebutkan ada angka untuk kategori miskin, rentan miskin, dan diduga miskin.
"Makanya, pertama kita harus minta maaf kepada masyarakat bahwa faktanya DKI belum bisa menyelesaikan banjir."
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta maaf kepada warga karena banjir yang mendera Ibu Kota pekan lalu. Dia mengatakan persoalan banjir sangat kompleks, seperti terus menurunnya permukaan tanah dan warga yang tak mau melepaskan tanahnya untuk kepentingan penanggulangan banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo