Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 15 Agustus 1981
17 Agustus datang lagi. Betapa banyak hal yang bisa kita syukuri. Selama 36 tahun, In-do-nesia tetap kukuh ber-diri. Rasa persatuan dan kesatuan tampaknya masih cukup kuat, ken-dati harus melewa-ti- ba-nyak guncangan. Pem-ba-ngunan ekonomi pun mu-lai menampakkan ha-sil nyata.
Tapi, benarkah di ma-sa kini, ketika barang kebutuhan tersedia le-bih banyak, keadaan cukup menenteramkan?- Ba-nyak yang risau persa-tuan dan kesatuan nasional ki-ta tak setebal yang diper-kirakan. Kerusuhan rasial anti-Cina, yang masih saja terjadi, me-nunjukkan masih ku-at dan berakarnya semak-semak kekerasan yang mudah disulut.
Kerusuhan sosial di Ja-wa Tengah akhir No-vem-ber 1980 memper-kuat kekhawatiran: ju-rang an-tara kaya dan miskin mu-dah menimbul-kan ledak-an. Ada pula konflik akibat perbeda-an suku dan agama, se-bagaimana te-cer-min dari kerusuhan di Sumbawa yang menewaskan puluhan warga. Rusuh muncul setelah terjadi per-kawinan dua pa-sangan berbeda suku dan agama.
Tanggal 17 Agustus datang lagi. Tetap ba-nyak hal yang patut kita syukuri setelah 61 tahun ber-la-lu. Tapi kekhawatiran itu masih ada. Dapatkah ne-geri ini dipertahankan, ke-tika kerusuhan akibat per-bedaan etnis, agama, dan ketimpangan ekono-mi seakan tak ada habis-ha-bisnya? Mengapa de-mi-kian sulit membina hi-dup bersama di negeri ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo