Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Event

Bernalar Berdaya di SMAN 29 Jakarta Sambil Merayakan Hari Kebangkitan Nasional

Bernalar Berdaya tidak hanya memberikan ilmu baru tetapi juga mengajarkan empati dan kreativitas kepada para peserta.

23 Mei 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bernalar Berdaya di SMAN 29 Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Info Event - MudaBerdaya kembali menyelenggarakan acara bulanan Bernalar Berdaya yang kali ini digelar di SMAN 29 Jakarta Selatan. Bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 siswa-siswi dan para guru, bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan generasi muda melalui berbagai sesi literasi yang penuh makna.

Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak Aji, Guru Perwakilan Sekolah, yang menekankan pentingnya Hari Kebangkitan Nasional serta peran pemuda sebagai penggerak bangsa. "Hari ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, dimana penggerak bangsa ini adalah anak-anak muda seperti kalian," ujar Bapak Aji. Ia berharap acara ini akan semakin memberdayakan para siswa untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesi pertama literasi dibuka oleh Reyhan, seorang siswa dari SMAN 29 Jakarta, dengan narasi bertema "Empati Pada Pendidikan." Reyhan menyampaikan pandangannya tentang tantangan pendidikan di Indonesia, termasuk peringkat yang masih rendah di antara negara-negara lain dan ketidakmerataan fasilitas pendidikan. "Aku mungkin tidak sepintar orang lain. Tetapi aku juga bagian dari suksesnya pendidikan," tutur Reyhan, mengajak teman-temannya untuk lebih berempati terhadap kondisi pendidikan di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesi kedua diisi oleh Daniel Limantara, pendiri Neo Historia, sebuah komunitas pecinta sejarah di Indonesia. Daniel membahas sejarah bakso di Indonesia, menjelaskan bagaimana bakso yang dikenal saat ini telah mengalami berbagai modifikasi dari versi aslinya di Tionghoa. "Belajar sejarah tentang bakso merupakan serpihan kecil dari keunikan bangsa Indonesia," kata Daniel. Ia menekankan bahwa Indonesia adalah persimpangan budaya dunia yang kaya akan kreativitas dan sejarah.

Mario Gultom, pendiri Sunyi Coffee, mengisi sesi ketiga dengan topik social entrepreneurship. Ia berbagi pengalaman dalam menghadapi ketimpangan terhadap disabilitas dan pentingnya mengajarkan empati kepada masyarakat. "Jangan lupa menyelipkan nilai sosial di cita-cita kalian," pesan Mario, menekankan bahwa kaum disabilitas harus memperoleh hak dan kesempatan yang sama seperti masyarakat pada umumnya. Ia memperkenalkan konsep usaha yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan bisnis, tetapi juga punya dampak sosial yang nyata.

Penutup acara diisi oleh Suherman Soehardi, atau akrab disapa Pak Suhe, pendiri Pophariini. Dengan pengalaman 34 tahun di perusahaan internasional sebelum mendirikan Pophariini, Pak Suhe menekankan pentingnya mengelola emosi dan keberanian mengambil risiko dalam meraih kesuksesan. "Belajar mengantongi emosi dibanding mengumbar emosi di kala SMA terutama di saat-saat penting seperti sedang mempersiapkan ujian," ujarnya.

Bernalar Berdaya yang berlangsung selama dua jam ini disambut dengan antusiasme tinggi dari para siswa-siswi. Suasana interaktif dan penuh semangat menunjukkan betapa pentingnya acara ini dalam memberikan wawasan baru serta semangat kepada generasi muda.

Dengan berbagai sesi yang menginspirasi, Bernalar Berdaya tidak hanya memberikan ilmu baru tetapi juga mengajarkan empati dan kreativitas kepada para peserta. Diharapkan, acara ini dapat terus menginspirasi dan memberdayakan anak-anak muda Indonesia untuk menjadi penggerak perubahan positif di masa depan. (*)

Yefri

Yefri

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus