Ada yang ingin saya tanyakan kepada penulis buku Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan, yakni Julius Pour. Khususnya, menyangkut pembakaran gedung Kedutaan Besar Inggris. Di halaman 250 ditulis: ''Pada tanggal 29 Agustus 1964, secara serentak dari Kuala Lumpur dan London diumumkan, pembentukan Malaysia telah ditetapkan akan dilakukan pada tanggal 16 September 1964''.Selanjutnya, halaman 251: ''Hari Minggu tanggal 15 September 1964 pemerintah Indonesia secara resmi menolak kehadiran Malaysia. Keesokan harinya, berlangsung aksi unjuk rasa ke Kedutaan Besar Malaya dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Ironisnya, kemarahan rakyat malahan disulut oleh demonstrasi ke Kedutaan Besar Inggris''. Di halaman 252 - 253 tertulis: ''Pada tanggal 17 September 1964 pemerintah Malaysia memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Indonesia dan Filipina. Pada siang hari itu juga meletus aksi demonstrasi di Kuala Lumpur. Sebagian gedung Kedutaan Besar Indonesia rusak kena lemparan batu . . . Keesokan harinya, setelah berita mengenai insiden Kuala Lumpur terdengar di Jakarta, ratusan demonstran Indonesia segera membalas penghinaan tersebut dengan membakar habis seluruh bangunan tiga lantai Kedutaan Besar Inggris''. Kebetulan, pada 24 September 1963 saya pergi ke Medical Department GIA untuk revaksinasi. Gedung tersebut memang tak jauh dari gedung Kedutaan Besar Inggris di Jalan Madura. Ketika melewati Jalan Madura, saya sempat memperhatikan puing-puing gedung Kedutaan Besar Inggris yang habis terbakar itu dijaga polisi. Sekarang marilah kita simak buku 30 Tahun Indonesia Merdeka: 1950 - 1964. Di situ disebutkan, ''Federasi Malaysia dinyatakan berdiri pada tanggal 16 September 1963.... Hari berikutnya, setelah pernyataan berdirinya Negara Federasi Malaysia tersebut, pada tanggal 17 September 1963 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuala Lumpur. Terjadilah gelombang demonstrasi di kedua negara. Di Kuala Lumpur, Kedutaan Besar Republik Indonesia didemonstrasi, di Jakarta pada tanggal 18 September 1963 (huruf miring dari penulis) Kedutaan Besar Inggris dan Kedutaan Besar Persekutuan Tanah Melayu didemonstrasi dan akhirnya Kedutaan Besar Inggris dibakar oleh demonstran''.(pagina 235). Kalau kita simak buku Sejarah Nasional Indonesia VI (1984), baik tanggal penetapan berdirinya Federasi Malaysia maupun pemutusan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Federasi Malaysia, tidak berbeda dengan buku 30 Tahun Indonesia Merdeka. Tampaknya, tahun-tahun yang menyangkut peristiwa itu dalam buku Benny Moerdani (cetakan kedua 1993) perlu diluruskan. Selanjutnya, meski ada catatan mengenai sejumlah sumber penulisan, seyogianya buku itu dilengkapi juga dengan daftar pustaka yang dipakai penulis. BONDAN SOEDHARTO M.P.RT/RW : 003/005 Hedam Jalan Sentani, Abepura Jayapura 99351
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini