Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Harapan untuk walubi

25 April 1992 | 00.00 WIB

Harapan untuk walubi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Ketika membuka Kongres Walubi 1986, Presiden Soeharto memberikan pernyataan bahwa tidak ada istilah mayoritas dan minoritas dalam kehidupan beragama untuk ikut membangun negara. Itu berarti kelima agama yang diakui secara sah di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Namun, agama Budha, dalam hal ini diwakili Walubi sebagai wadah majelis-majelis agama Budha yang diakui pemerintah Indonesia, menurut saya, belum menjalankan perannya secara maksimal. Kiprah Walubi sejauh yang saya dengar selama ini hanyalah perselisihan dan pertikaian intern. Padahal, dari dulu agama Budha terkenal sebagai agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan perdamaian. Dalam sejarah penyebarannya, agama Budha tak mengenal pertikaian dan pertumpahan darah. Selain itu, agama ini berkembang subur dan dapat membawa kejayaan dan kemakmuran bagi rakyatnya, seperti zaman Raja Asoka di India, Sriwijaya, dan Majapahit. Bahkan, meninggalkan peninggalan budaya yang sampai sekarang masih bisa kita saksikan, seperti Candi Borobudur. Maka, sangat disayangkan, pada saat banyak permasalahan bangsa muncul, Walubi jutstru berselisih di antara anggotanya. Sebentar lagi Walubi akan berkongres. Yang menjadi pertanyaan saya, apakah Walubi sudah betul-betul siap berkongres? Jangan sampai masa lima tahun mendatang tersia-sia. Fungsi, bentuk, dan tugas Walubi perlu dipikirkan secara jelas dan tegas. Karena, Walubi dibentuk bukan untuk menjadi wadah pertikaian. Bangsa dan negara ini membutuhkan karya dan pemikiran yang nyata dari agama Budha. ENI MULIA Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM Yogyakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus