Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Husein Umar, 66 tahun

13 Oktober 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit jantung membuat Husein Umar al-Hajri, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, harus mengaso di Rumah Sakit Harapan Kita, sejak Rabu, 4 Oktober lalu. ”Jantung saya bengkak akibat terlalu banyak beraktivitas,” ujar Husein.

Dokter sudah menyarankan agar ia mengurangi aktivitas karena fisiknya lemah. Tapi Husein, yang sejak muda telah menekuni bidang dakwah, tak bisa dicegah. Selain aktif berdakwah, ia juga tercatat menjadi salah satu Ketua Dewan Pakar ICMI, anggota Dewan Penasihat Partai Bulan Bintang, pengurus Perguruan Al-Azhar Jakarta, dan pengurus Forum Umat Islam.

Sejumlah tokoh terlihat membesuk tokoh kelahiran Bali itu di rumah sakit, antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, mantan Menteri Koperasi Adi Sasono dan Ketua Umum KISDI Ahmad Soemargono.

Penghargaan H.S. Dillon, 61 tahun

Tiga pekan lalu H.S. Dillon, Direktur Kemitraan untuk Reformasi Pemerintahan, mendapat penghargaan Global Award dari Priyadarshni Academy, India. Dillon memperoleh Indian Overseas Award—penghargaan untuk orang India yang tinggal di luar negeri yang dinilai sangat prestisius. ”Mereka menilai seluruh hidup saya didedikasikan untuk kepentingan publik,” ujar pria bernama lengkap Harbrinderjit Singh Dillon ini, saat dihubungi pada Senin pekan lalu.

Tokoh lain yang menerima penghargaan dengan kategori berbeda antara lain Toru Hasegawa. Direktur Yamaha Motor Co.Ltd. Jepang itu meraih penghargaan untuk bidang tanggung jawab sosial perusahaan. Ada pula Noel Hon, Ketua Gerakan Kebaikan Singapura, atas sumbangannya untuk kegiatan kemanusiaan.

Dillon mengaku kaget menerima penghargaan ini, karena tidak pernah merasa sebagai orang India. ”Saya ke India baru sekali tahun 1982,” ujar pria yang selalu mengenakan turban ini. Ketika menerima penghargaan, ia membawa keluarganya yang baru pertama kali menginjakkan kaki di India.


”Selama ini kita juga berhubungan dengan negara tanpa agama seperti Rusia dan Cina. Harusnya FPI juga melarang mereka. Paling sedikit Israel adalah negara yang punya agama.”

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Senin lalu, mengomentari Front Pembela Islam (FPI), yang memprotes rencana membeli pesawat tanpa awak dari Israel. Ia menilai protes itu tidak tepat karena sekarang ini tidak ada sistem persenjataan yang cuma berasal dari satu negara.

”Kasih batas saja, maksimal satu juta. Jumlah sekian kan tidak akan masuk kategori gratifikasi.”

Ketua Komisi III DPR RI Trimedya Pandjaitan, Selasa lalu, menilai pemberian hadiah kepada hakim Mahkamah Agung harus dibatasi jumlah nominalnya. Pembatasan ini sebagai upaya agar pemberian tak mempengaruhi putusan hakim.


TEMPO DOELOE

13 Oktober 1944 Tentara Yugoslavia yang dipimpin Joseph Tito membebaskan Beograd dari pendudukan Jerman, yang sudah berlangsung sejak 1941. Keberhasilan itu tidak lepas dari bantuan Tentara Merah Soviet.

14 Oktober 1944 Erwin Rommel, komandan pasukan Nazi Jerman, bunuh diri atas perintah Hitler. Rommel dituduh menjadi dalang rencana pembunuhan Hitler. Ketika itu Rommel menjadi komandan pertahanan Jerman di Italia dan Balkan.

15 Oktober 1894 Pemerintah Prancis mengadili Alfred Dreyfus, perwira keturunan Yahudi. Dreyfus dituduh memberikan informasi rahasia kepada Jerman. Dia dihukum seumur hidup, tapi kemudian dibebaskan karena terbukti dia hanya dimanfaatkan orang Yahudi.

16 Oktober 1815 Pemerintah Inggris mengasingkan Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, ke pulau St. Helen, setelah sang kaisar dikalahkan tentara Inggris pimpinan Jenderal Wellington. Ini merupakan pengasingan kedua bagi Napoleon. Dia meninggal di tempat pengasingan enam tahun kemudian.

17 Oktober 1962 Lebih dari 200 warga Aljazair tewas di Paris, Prancis. Ketika itu mereka tengah berunjuk rasa menuntut perundingan damai agar perang Aljazair dengan Prancis berakhir. Unjuk rasa memanas setelah sebuah bom meledak dan menewaskan beberapa polisi Paris. Kepala polisi Paris, Maurice Popon, memerintahkan pasukannya menembak pengunjuk rasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus