Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenang Dr Muhardi Muhiman
PADA 7 September 2022, dokter Muhardi Muhiman, SpAn-KIC, berpulang setelah sakit dan dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Jenazahnya disemayamkan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kemudian diberangkatkan ke Kebumen, Jawa Tengah, untuk dimakamkan di permakaman keluarga. Dokter Muhardi adalah guru besar di FKUI dan kepala intensive care unit (ICU) pertama di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ICU adalah subbagian (sekarang departemen) anestesiologi. Anestesi sendiri awalnya adalah subbagian bedah yang menjadi bagian tersendiri di RSCM sejak 1968, tapi baru diakui pada 1972 setelah ICU diresmikan. Profesor Muhardi memperdalam ilmu anestesinya di Burlington, Amerika Serikat. Ihwal ICU, dia belajar di St. Vincent's Hospital, Melbourne, Australia. Ke rumah sakit ini pula dokter-dokter dan perawat yang kelak bekerja di ICU RSCM dikirim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak awal 1970, rumah sakit di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Medan, Padang, Palembang, Manado, Makassar, dan Bali, mengirimkan dokternya ke RSCM untuk mempelajari anestesi. Setelah lulus, mereka kembali ke daerah masing-masing. Ada juga yang bekerja di Ambon.
Pelatihan untuk perawat ICU pun gencar dilakukan. Walaupun kini Profesor Muhardi telah tiada, buah perjuangannya akan senantiasa dirasakan di bumi pertiwi ini. Selamat jalan, Profesor Muhardi sang perintis.
Dr Kartini Suryadi, SpAn
Jakarta
Meniru Oakland Membangun Jakarta
PEMBANGUNAN Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia berlangsung pesat. Mal, gedung pencakar langit, dan apartemen bertaburan membentuk belantara beton. Sayangnya, pembangunan fisik yang lebih berorientasi pada segi ekonomi mengabaikan masalah lingkungan. Tidak ada salahnya apabila para pengambil keputusan pembangunan kota-kota besar di Indonesia meniru konsep pembangunan Kota Oakland di Amerika Serikat.
Di wilayah mana pun di Oakland kita dengan mudah dapat menemukan taman dan hutan kota yang terpelihara. Taman-taman kota ini sengaja dibangun pemerintah kota sebagai wujud program langit biru, tempat resapan air, juga paru-paru kota. Pemerintah menyisakan lahan untuk membangun taman dan fasilitas sosial lain.
Di Oakland, di tengah kepungan hutan beton, ada hutan asli yang dapat menyegarkan pikiran serta menghilangkan kepenatan kita. Berbagai aktivitas warga dapat dilakukan di sini, seperti joging mengelilingi danau, bersampan, ataupun bermalas-malasan sambil mandi sinar matahari. Keberadaan “taman induk” ini mampu menyeimbangkan ritme kehidupan warga Kota Oakland setelah selama lima hari terbelenggu rutinitas kerja kantoran.
Taman lain yang keberadaannya tidak boleh diabaikan, meskipun tidak begitu luas, dan tak kalah menarik terletak di bagian barat kota. Di sini kita dapat memberi makan puluhan burung merpati yang dilepas bebas. Tanpa takut burung-burung itu mengambil butiran jagung di telapak tangan kita. Itulah atraksi yang tak mungkin ditemukan di Jakarta. Tak terbayangkan apabila ada pedagang nasi uduk-burung dara goreng yang berkesempatan berkunjung ke Oakland. Pasti nasib burung-burung itu tak jauh dari penggorengan.
Atraksi berbeda ada di taman di bagian tenggara kota. Oakland Municipal Rose Garden namanya. Sesuai dengan namanya, di sini kita dapat menjumpai lautan mawar dari berbagai varietas. Taman yang mengoleksi tanaman hias sebenarnya sudah ada di Jakarta. Taman Anggrek namanya. Taman yang berlokasi di Jakarta Timur ini mengakomodasi tanaman hias, dalam hal ini anggrek, sebagai atraksi utamanya. Namun, sayangnya, kita sama sekali tidak melihat sisi sosial keberadaan taman ini.
Taman ini berpagar tembok. Selain itu, kita harus membayar jika ingin masuk ke sana. Bandingkan dengan Oakland Rose Garden. Selain tidak berpagar, taman ini bisa dinikmati semua orang dari berbagai lapisan sosial-ekonomi tanpa pungutan.
Apa pun atraksi/kelebihan yang dimiliki tiap taman di Kota Oakland, atraksi yang ditawarkan sebenarnya adalah pengejawantahan kiat pemerintah kota setempat dalam mendidik sembari menghibur warganya. Warga dididik untuk menyayangi binatang ataupun mengenal berbagai varietas mawar di dunia. Warga pun dididik untuk berpartisipasi menjaga kelanggengan berbagai fasilitas umum.
Jakarta memang bukan Oakland, seperti halnya Indonesia bukanlah Amerika Serikat. Namun tidak ada salahnya jika pemerintah Jakarta belajar kepada pemerintah Oakland tentang pembangunan Kota Oakland yang berwawasan lingkungan.
Suharyo Widagdo
Tangerang Selatan, Banten
RALAT
Dalam artikel berjudul “Suap Izin sampai Jauh” di rubrik Hukum edisi 19-25 September 2022 tertulis “Apalagi permondokan seluas 1.223 hektare...”. Seharusnya luas bangunan permondokan tersebut 1.223 meter persegi. Mohon maaf atas kekeliruan ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo