Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, pentingkah upaya pembersihan di tubuh PDI Perjuangan seperti digagas Kwik Kian Gie? (1-8 Oktober 2004) | ||
Ya | ||
90,92% | 621 | |
Tidak | ||
6,30% | 43 | |
Tidak tahu | ||
2,78% | 19 | |
Total | 100% | 683 |
Gagalnya pasangan Megawati-Hasyim Muzadi meraih kursi kepresidenan meninggalkan ?luka? di tubuh PDI Perjuangan. Keoknya pasangan ini dalam pemilu presiden putaran kedua membuat friksi di internal PDI Perjuangan mencuat ke permukaan. Dimotori salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan Kwik Kian Gie, lahirlah gerakan yang bertujuan membersihkan partai dari kader-kader yang dianggap menjerumuskan partai tersebut ke jurang kekalahan.
Seperti diutarakan Kwik, ada tiga orang pengurus partai yang harus mengundurkan diri karena menjadi biang kekalahan. Kwik menamainya ?The Gangs of Three?, yakni Sekretaris Jenderal Sutjipto, Wakil Sekretaris Jenderal Pramono Anung, dan Ketua DPP Gunawan Wirosarojo. Kwik juga meminta agar diadakan kongres luar biasa.
Gebrakan bersih-bersih ini cukup mendapat dukungan luas. Permadi, salah satu tokoh PDIP, menyiratkan dukungannya. Kader Banteng di Solo membentuk Gerakan Pendukung Pembersihan dan Pemurnian Partai, dan menggalang tanda tangan dukungan.
Mayoritas responden yang mengikuti jajak pendapat ini juga sependapat dengan langkah Kwik. Seperti disampaikan Aria Bima Hamidjojo, kekalahan Megawati yang telak disebabkan permainan ?tak cantik? para kadernya. ?Ini gagasan yang tepat,? kata responden asal Jakarta ini. Tentu saja, partai ini juga harus kembali ke komitmen awalnya untuk memperjuangkan kepentingan wong cilik.
Namun, usaha ini tak akan mudah. Pengurus Pusat PDI Perjuangan, dalam konferensi pers pada September lalu, seperti disampaikan Wakil Sekjen PDIP Yakobus Mayongpadang, menegaskan bahwa tak ada kongres luar biasa hingga dilaksanakannya kongres pada April 2005. Partai pemenang kedua pemilihan umum legislatif ini juga belum berencana membahas pemecatan para personel ?The Gangs of Three?.
Indikator Pekan Ini: Rabu pekan depan, Indonesia secara resmi akan memiliki presiden dan wakil presiden baru, yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla. Tugas pertama presiden tak lain adalah menyusun kabinet baru. Dan inilah yang kini sedang ditunggu-tunggu banyak pihak: para kandidat yang namanya sudah sering disebut, para pengamat, dan seluruh rakyat Indonesia. Yudhoyono mengatakan kabinetnya akan diumumkan sesaat setelah ia dilantik menjadi presiden. ?Saya sendiri yang akan menyusun kabinet. Memang saya meminta pendapat Pak Jusuf Kalla, Pak Yusril Ihza, dan yang lainnya, tapi keputusan ada di tangan saya,? kata bekas Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan ini saat bertemu informal dengan Editor?s Club di Cibubur, 5 Oktober lalu. Ia mempunyai beberapa kriteria untuk memilih menteri di kabinetnya, di antaranya kapasitas, integritas, dan dedikasi. Kalau ada pengalaman, tentu lebih baik lagi. Susunan kabinetnya diisi dua kelompok. ?Kira-kira 40 persen diisi oleh wakil-wakil partai politik yang mendukung saya, dan 60 persen kalangan profesional,? kata Yudhoyono. Untuk wakil partai yang dicalonkan partainya masing-masing, tentu atas persetujuan Yudhoyono dan memenuhi persyaratan. Kami tunggu pendapat Anda mengenai hal itu di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo