Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, apakah wacana duet Jusuf Kalla-Megawati Soekarnoputri untuk pemilihan presiden bakal menggembosi Aburizal Bakrie di Golkar?
(28 November-5 Desember 2012) |
||
Ya | ||
47,50% | 750 | |
Tidak | ||
49,72 | 758 | |
Tidak Tahu | ||
2,79% | 44 | |
Total | (100%) | 1.552 |
Yahoo Indonesia
Menurut Anda, apakah wacana duet Jusuf Kalla-Megawati Soekarnoputri untuk pemilihan presiden bakal menggembosi Aburizal Bakrie di Golkar?
(28 November-5 Desember 2012) |
||
Ya | ||
66% | 3.463 | |
Tidak | ||
20% | 1.032 | |
Tidak Tahu | ||
14% | 714 | |
Total | (100%) | 5.209 |
DUA pekan lalu, sejumlah politikus melempar wacana pencalonan mantan wakil presiden Jusuf Kalla berpasangan dengan mantan presiden Megawati Soekarnoputri untuk pemilihan presiden 2014. Gagasan ini disambut hangat sejumlah partai politik. Hanya satu pihak yang tampaknya kurang senang: Partai Golkar. Partai Beringin sudah lama menegaskan bahwa calon presiden mereka adalah Aburizal Bakrie. Karena sama-sama berasal dari Golkar, pencalonan Kalla dinilai bisa menggembosi peluang Ical—begitu Aburizal biasa disapa. Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono mengiyakan hal itu. Menurut dia, popularitas Kalla di antara kader Golkar cukup tinggi. ”Kalla mantan Ketua Umum Golkar. Ini pasti akan berpengaruh terhadap pencalonan Aburizal Bakrie,” kata Agung pekan lalu. Jajak pendapat Tempo.co sepanjang pekan lalu menunjukkan tak semua orang sepakat dengan sinyalemen Agung. Hampir separuh pembaca menilai pencalonan Mega-Kalla tak akan mengganggu Ical. Tapi hampir 70 persen pembaca Yahoo! Indonesia menilai sebaliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |