Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peristiwa itu tergolong langka, atau bahkan baru pertama terjadi, karena semasa Orde Baru pemilihan hakim agung bersifat tertutup. Rakyat hanya diberi tahu hasil dan bukan proses pemilihannya—mekanisme yang kemudian menerbitkan istilah ”hakim drop-dropan”. Tak aneh bila waktu itu orang sering kaget-kaget jika pemerintah tiba-tiba mengangkat hakim agung baru, sementara kredibilitasnya masih diragukan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo