Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenny Martha Dwivany, 34 tahun Fatma Sri Wahyuni, 32 tahun
Dua peneliti wanita Indonesia meraih penghargaan di bidang ilmu hayati. Mereka menyisihkan tiga kandidat utama lainnya dalam program Fellowships for Women in Science yang diprakarsai UNESCO dan L’Oreal. Penilaian karya lomba berdasar dari sisi orisinalitas, dampak terhadap sains dan teknologi, metode pendekatan, problem, rekam jejak, penulisan, dan bahasa.
Kriteria penilaian, menurut Endang Sukara, ditetapkan sesuai standar internasional. Endang yang merupakan Deputi Bidang Ilmu Hayati, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam perlombaan itu bertindak sebagai ketua dewan juri.
Menurut Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman, peserta lomba berjumlah 43 orang. ”Setelah diseleksi, tinggal 26 orang. Terpilih lima kandidat untuk ditandingkan dan akhirnya diperoleh dua orang pemenang,” katanya.
Fenny melakukan penelitian dengan judul ”Konstruksi Vektor Biner ACS yang Meregulasi Aktivitas Gen ACC Sintesa sebagai Alternatif Pengontrolan Pematangan Buah Pisang Ambon”. Sedangkan Fatma Sari melakukan riset berjudul ”Uji Selektifitas dan Mekanisme Antikanker Senyawa Hasil Isolasi dari Tumbuhan Kandis (garcinia cowa Roxb)”.
”Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa penelitian bidang sains di Indonesia sudah mencapai standar mutu Internasional,” kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo saat menyerahkan penghargaan tersebut.
Dengan diperolehnya penghargaan ini, Indonesia menambah lagi jumlah peraih penghargaan di bidang ilmu hayati. Sebelumnya, empat orang peneliti LIPI juga meraih Fellowship pada 2004.
”Saya hanya bisa ngomong insya Allah.” —Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie mengomentari penobatan dirinya menjadi orang terkaya nomor enam di Indonesia menurut majalah Forbes. Aburizal diberitakan memiliki kekayaan US$ 1,2 miliar (Rp 11 triliun)—jauh lebih tinggi ketimbang laporan Rp 1,8 triliun yang disampaikannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
”Karikatur Nabi di Rakyat Merdeka Online tidak berniat buruk. Hanya bermaksud memberitakan adanya penghinaan agama.” —Anggota Dewan Pers Leo Batubara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu. Ia menjadi saksi ahli dalam kasus penodaan agama dengan terdakwa Redaktur Eksekutif Rakyat Merdeka Teguh Santosa.
TEMPO DOELOE
11 September 2001 Teror mengguncang AS. Empat pesawat komersial Amerika dibajak dan digunakan untuk menghancurkan gedung kembar WTC di New York dan Pentagon di Washington. Jumlah korban tewas mencapai 3.200 orang. Amerika menuduh Al-Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin sebagai otak aksi tersebut.
12 September 1944 AS, Inggris, dan Soviet menandatangani perjanjian untuk menduduki Jerman. Tujuh bulan setelah itu, kekuatan Nazi dapat dipatahkan.
13 September 1780 John Binkley dari Amerika Serikat menemukan elevator dan diuji coba di Chicago. Pada 1889 temuan itu dikembangkan menjadi elevator listrik. Dua puluh enam tahun kemudian tercipta elevator otomatis.
14 September 1812 Moskow menjadi lautan api, sehari setelah Prancis mendudukinya. Pembumihangusan tersebut dilakukan atas perintah penguasa Moskow yang tidak ingin pasukan Napoleon menguasai fasilitas di kota itu.
15 September 1958 Dua dokter Inggris bernama Kulir dan Swa menemukan virus trachoma. Virus ini sangat berbahaya karena menjadi penyebab utama kebutaan.
17 September 1970
Ribuan rakyat Palestina terbunuh dalam sebuah serangan militer Yordania di tempat pengungsian. Yordania memburu anggota gerilyawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Namun justru banyak rakyat sipil Palestina yang menjadi korban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo