Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut sebuah harian yang terbit di Kupang, dikatakan sejumlah anggota milisi dan anggota Aitarak di Timor Timur dilaporkan diberi obat anjing gila oleh militer. Maksudnya, agar mereka tidak memiliki rasa iba dan perikemanusiaan saat membunuh keluarganya sendiri atau sanak saudaranya sesama orang Tim-Tim.
Jika kutipan wawancara dengan anggota Aitarak yang disiarkan di harian tersebut benar, saya ingin bertanya kepada petinggi militer:
- Apakah sila kedua Pancasila yang berbunyi ”Kemanusiaan yang adil dan beradab” itu masih ada dan berlaku dalam kehidupan kita bernegara dan bergaul secara sosial?
- Apakah sesungguhnya kepentingan politik yang kita kejar di dunia ini jika demi kepentingan itu, nyawa manusia tak lagi berharga?
- Apakah kepentingan bisnis, ekonomi, dan kebanggaan yang kita kejar jika rumah masa depan kita tak lebih dari dua kali satu meter persegi?
- Apakah kiranya penghayatan kita terhadap nilai-nilai moral keagamaan yang kita anut jika ternyata kita kerap mengatakan yang tidak sebenarnya?
- Apakah sesungguhnya suara hati yang kita bina sejak kecil jika manusia yang kita bunuh itu adalah manusia yang tak berdaya (karena ia pun tak besenjata)?
- Semua pertanyaan ini saya ajukan sebagai suatu model ungkapan cinta dan kasih saya kepada militer. Dalam kedangkalan pengertian yang saya miliki, saya yakin bahwa militer itu berfungsi untuk melindungi negara dari ancaman negara lain, bukan mengancam sipil, apalagi rakyat dari negaranya sendiri yang tak bersenjata.
PIUS RENGKA
Kelurahan Kuanino RT 022/005
Kecamatan Oebobo, Kupang, Nusa Tenggara Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo