Menyesakkan dada. Diramalkan banjir air, darah, dan air mata akan melanda Indonesia. Banyak nyawa melayang sia-sia karena chaos. Akankah ramalan itu terjadi? Jawabannya ada pada diri kita. Kalau percaya, akan terjadi. Jika tidak, ramalan itu tak berwujud. Keduanya benar.
Manusia makhluk universal, satu dengan yang lain terkait benang kehidupan yang tidak tampak. Semua manusia satu saudara. Hebatnya, setiap manusia memiliki hati dan pikiran yang mempunyai kekuatan tanpa batas. Itulah sebabnya apa pun yang kita percayai, cepat atau lambat menjadi kenyataan.
Satu rahasia yang perlu diketahui, tubuh tidak mampu membedakan realitas "nyata" dan realitas "khayalan". Pada saat mandi, kemudian melihat tanda "lebam" di kaki bekas terbentur, saat itu juga dirasakan sakit. Atau, tanpa sengaja tangan berdarah karena memegang salah satu bagian tubuh, tanpa disadari luka tergores sesuatu. Begitu melihat darah, otak akan bereaksi. Logikanya mesti sakit. Jadi rasa sakit dirasakan detik itu juga. Ajaib?
Jadi, daripada membayangkan hal-hal yang "menyeramkan" pada 1999 ini, mengapa kita tidak membayangkan segala sesuatu menjadi "lebih baik", serta "mewujudkannya" sebagai realitas nyata dalam hidup kita?
Kepada media cetak dan elektronik, mohon tidak memberitakan hal-hal negatif yang tanpa disadari membuat orang "putus asa". Beritakan dan eksposlah hal-hal positif yang membawa "harapan" bagi kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia.
ADI SUTRISNO
Alamat ada pada redakasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini