Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, untuk mengatasi kemacetan, layakkah ibu kota negara dipindahkan?
5-7 Agustus 2010 |
||
Ya | ||
77,34% | 703 | |
Tidak | ||
21,67% | 197 | |
Tidak Tahu | ||
0,99% | 9 | |
Total | 100% | 879 |
Jakarta dianggap tak lagi cocok menjadi pusat pemerintahan. Kondisi kota ini sulit ditata ulang. ”Pemindahan ibu kota negara menjadi salah satu alternatif untuk rencana jangka panjang,” kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hajriyanto Thohari.
Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, diskusi pemindahan ibu kota sebenarnya sudah muncul pada era pemerintahan Soekarno. Ketika itu diusulkan daerah di Kalimantan yang dianggap tak memiliki potensi gempa. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie setuju dengan gagasan itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menyatakan setuju dan mempersilakan ide itu dikaji lebih lanjut.
Hasil jajak pendapat Tempo Interaktif menunjukkan mayoritas responden setuju ibu kota negara dipindahkan. Sebaliknya, hanya 21,67 persen yang tidak setuju dan tak sampai satu persen bersikap tidak tahu.
”Jelas sangat setuju, mungkin ini juga solusi untuk peredaran uang yang selama ini 80 persen berputar di Jakarta. Jika dibiarkan, daerah lain, khususnya di luar Jawa, akan terus terbelakang,” ujar Stanley, pembaca Tempo.
Indikator Pekan Ini Kepolisian RI menyatakan tersangka teroris mengincar peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-65 di Istana Negara, dua hotel, tiga kantor kedutaan besar negara asing, Markas Besar Kepolisian RI, dan Markas Brigade Mobil di Cikeru, Bandung. Kepala Desk Antiteror Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Ansyaad Mbai memastikan bahwa mereka sanggup menyerang Istana. ”Kenapa enggak mampu? Keahlian mereka sangat tinggi,” ujarnya pekan lalu. Namun, menurut pengamat terorisme Wawan H. Purwanto, pernyataan polisi itu masih harus dibuktikan di pengadilan. Hingga kini publik belum mendapat keterangan yang berimbang. ”Saat ini masih sepihak, nanti di pengadilan akan ada tangkisan dari terdakwa,” katanya. Menurut Anda, apakah teroris serius mengancam akan menyerang Presiden? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo