Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Surat dari redaksi

Yopie hidayat aktif kembali di tempo setelah meraih gelar MPP (master of public policy) di national university of singapore. ia mendapat beasiswa temasek scholarship bersama beberapa orang dari 7 negara.

4 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH hampir satu setengah tahun menghilang, awal bulan lalu Yopie Hidayat kembali ke ''kampus'' kami, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Tak main-main, ia muncul dengan gelar MPP. Gelar ini tak ada hubungannya dengan urusan pensiun, melainkan singkatan dari master of public policy. Yopie memang mengambil cuti panjang dari TEMPO, belajar di Singapura. Di negara yang serba diatur itu, Yopie mengambil Program Master of Public Policy (MPP Programme) di National University of Singapore (NUS). Program pendidikan ini diselenggarakan NUS bekerja sama dengan Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Kurikulum yang digunakan sama persis dengan kurikulum di Harvard. Tenaga pengajarnya, sebagian besar, profesor dari Harvard. Yang berbeda, di MPP Programme ada tambahan beberapa mata kuliah yang secara spesifik membicarakan Asia Tenggara. MPP Programme di NUS digandengkan dengan sebuah program beasiswa yang bernama Temasek Scholarship. ''Saya mendapat Temasek Scholarship sehingga saya bisa mengikuti MPP Programme dengan gratis,'' kata Yopie, yang memulai kariernya di TEMPO sebagai reporter di Biro Surabaya. Bukan hanya biaya kuliahnya yang gratis. Yopie juga dibebaskan dari beban membayar sewa rumah, listrik, telepon, air, dan gas. Ia juga memperoleh uang saku. Temasek Scholarship dibiayai oleh pemerintah Singapura, tapi penerima beasiswa tak kena ikatan apa-apa. Temasek Scholarship hanya diberikan kepada warga negara ASEAN, tak termasuk Singapura, plus Indocina (Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar). Yopie beruntung karena angkatannya termasuk pionir alias perintis MPP Programme di NUS. Angkatan pertama ini disebut Class of 93. Pesertanya 18, berasal dari tujuh negara: 4 orang Indonesia (termasuk Yopie), 1 orang dari Malaysia, 2 orang dari Thailand, 2 orang dari Meksiko, 1 orang dari Vietnam, 4 orang dari Singapura, dan 4 orang dari Filipina. Mereka rata-rata cukup senior di negerinya masing- masing, dan rata-rata berusia 3040 tahun. Bahkan, salah seorang teman sekelas Yopie profesor dari Fakultas Kedokteran NUS. Ia adalah Prof. Aw Tar Chun, yang juga Kepala Laboratorium National University Hospital (NUH). Program ini termasuk ketat dan spartan karena, aslinya di Harvard, kurikulum itu diselesaikan dalam dua tahun. Di NUS dipadatkan menjadi hanya 16 bulan karena pemerintah Singapura tak ingin pegawai seniornya cuti terlalu lama. Akibatnya, menurut Yopie, mereka mesti kerja jungkir balik. Tak ada istilah libur panjang karena kesempatan itu harus digunakan untuk mengerjakan tugas akhir. ''Saya memang belajar banyak dari Singapura,'' kata Yopie. Maksud Yopie bukan cuma dalam soal belajar di sekolah, tapi juga etos kerja keras dan disiplin mereka. Dalam hal ini, menurut Yopie, kita jauh ketinggalan dibandingkan dengan penduduk negeri mini ini. Bagaimana Yopie bisa masuk progam ini? Ia hanya menjawab enteng, ''Biasa saja.'' Ada iklan di koran, lantas Yopie mengambil dan mengisi formulir, serta melengkapi segala persyaratan. Lalu, ia mengikuti wawancara, dan diterima. ''Saya nggak tahu gimana proses seleksinya. Mereka bilang sih cukup ketat dan lamaran yang masuk puluhan jumlahnya,'' kata Yopie. Setelah kembali ke TEMPO, staf redaksi ini kini diperbantukan di kompartemen Luar Negeri, di bawah Redaktur Pelaksana Bambang Bujono. Ia ikut merancang Laporan Utama TEMPO pekan lalu: konferensi pengusaha Cina perantauan di Hong Kong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus