Surat dari redaksi

PEMBELI adalah raja. Motto yang klise ini selalu dijumpai dalam dunia bisnis. Bagi kami, para pelanggan coba didudukkan sebagai keluarga, atau bagian dari kami juga. Maka, secara rutin kami mengajak para pelanggan atau pembaca ikut bersama kami memikirkan ikhtiar untuk meningkatkan mutu produk majalah TEMPO. Angket pembaca yang Anda temui dalam TEMPO edisi pekan lalu adalah salah satu upaya menuju ke arah sana. Karena itu, harus kami akui bahwa peran pembaca dalam menentukan isi majalah TEMPO tidak sedikit. Misalnya, kami berusaha selalu peka untuk memperhatikan kritik, saran, dan usul para pembaca. Maka, ketika ada kritik dan saran pembaca agar rubrik Selingan tak ditulis berpanjang-panjang, kami segera melakukan evaluasi. Akhirnya seperti yang Anda lihat sekarang rubrik itu dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih pendek, sehingga tak melelahkan pembaca. Selain lewat surat, kritik, dan saran kami upayakan dengan menempuh berbagai cara. Beberapa waktu yang lalu, kami sengaja mengundang sejumlah tokoh penting antara lain Mensesneg Moerdiono dan Dr. Marwah Daud Ibrahim ke kantor kami. Dari mereka kami memperoleh banyak masukan berharga untuk perbaikan. Lalu masukan yang lain selalu kami upayakan dengan menyebarkan angket pembaca. Angket itu kami sebarkan secara periodik dua tahun sekali, sejak tahun 1985. Pertanyaan dalam angket untuk tahun ini hampir sama dengan sebelumnya, hanya ada beberapa hal baru yang kami anggap perlu diketahui, terutama yang menyangkut perilaku pembaca dan pemirsa televisi. Kami sadar, sesuai dengan perkembangan zaman, banyak sekali perubahan yang terjadi. Secara demografis pada tahun 1989, para pembaca TEMPO yang berpendidikan sarjana tercatat hanya 27,70 %, sedangkan pada 1991, jumlah itu meningkat menjadi 30,94 %. Perubahan yang cukup berarti terjadi dalam kelas sosial. Persentase pembaca yang berpenghasilan menengah ke atas pada hasil angket 1991 meningkat dibandingkan hasil angket dua tahun sebelumnya. Dari hasil angket itu dapat diketahui pula rubrik-rubrik mana yang paling disukai dan tak disukai pembaca, bermanfaat dan tak bermanfaat, menarik dan tak menarik. Namun, kami tahu semua itu relatif. Artinya, hasil angket itu harus dianalisa dan diinterpretasikan lagi sehingga memberi masukan yang bermakna. ''Data-data yang diper-oleh tak ditelan begitu saja,'' kata Abrar, staf di TEMPO yang menangani angket itu. Selain penelitian kuantitatif ini, penelitian kualitatif juga kami lakukan. Bagaimana dengan hasil angket TEMPO 1993? Hasilnya insya Allah baru dapat diketahui akhir November 1993. Itu akan sangat bergantung pada kesediaan pembaca mengisi dan mengembalikan formulir ke kantor kami. Kami menunggu pengembalian formulir itu sampai 20 November 1993. Angket pembaca ini ditangani oleh bagian pengembangan pemasaran, yang dikoordinasikan oleh Abrar Din Ilyas. Bagian pengembangan pemasaran ini semula bernama bagian promosi dan riset bertugas, antara lain, melakukan monitoring penjualan media dan penjualan iklan. Untuk itu kami bekerja sama dengan PT Surindo Utama, salah satu perusahaan riset pasar di Jakarta, dan SRI (Survey Research Indonesia). Akhirnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Anda, para pembaca yang telah menyisihkan waktu untuk mengisi dan mengirimkan angket itu kepada kami.