Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pajak Google
BEBERAPA waktu lalu, Presiden Joko Widodo berjanji mengejar wajib pajak (pengusaha/orang-orang kaya Indonesia) yang menyimpan uangnya di bank-bank luar negeri. Jumlahnya ratusan triliun rupiah. Lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani menebar harapan: akan menagih pajak Google yang tidak dibayar.
Saya berharap kepada Bapak Presiden agar menjadikan Indonesia sebagai negara pelopor atau satu-satunya yang membebaskan pajak bagi Google.
Alasan saya: Google, juga YouTube, adalah alat pintar temuan para ilmuwan yang telah berjasa menyimpan segala bentuk data umat manusia di seluruh dunia. Jika ada situs porno, itu lain lagi urusannya. Uang triliunan rupiah tidak ada artinya jika dibandingkan dengan manfaat Google untuk kita.
Surat-surat saya untuk negeri tercinta Nusantara yang ditujukan kepada Bapak Presiden, juga hampir semua menteri, yang pernah dimuat Tempo, Gatra, Kompas, Republika, dan lain-lain mungkin sudah jadi debu, dibakar. Tidak pernah ditanggapi, tapi jika tertarik masih bisa diklik di Google. Sungguh luar biasa Google.
Terima kasih, Google!
Pandu Syaiful
Pekanbaru, Riau
RALAT
DI majalah Tempo edisi 26 September-2 Oktober 2016, halaman 40, terdapat kekeliruan penyebutan alamat rumah dinas Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Yang benar seharusnya di Jalan Denpasar Raya, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Mohon maaf atas kekeliruan ini. —Redaksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo