Surat untuk Syahril Sabirin

SURAT ini dikirimkan kepada Bapak Syahril Sabirin agar beliau tegar menghadapi apa yang harus dihadapi. Rupanya ancaman-ancaman adalah sungguhan, dan tepat orang nomor satu kembali berpijak di Tanah Air, keluarlah perintah penahanan. Tidak ingin berprasangka tidak baik kepada Jaksa Agung, tapi menyimak apa yang terjadi sebelumnya, timbul dugaan, ada ”batu di balik udang”.

Saya percaya, walau lewat perkenalan sepintas, pernah berpesan, tinggalkanlah sesuatu, Pak Sabirin, selagi masih mempunyai kesempatan menjadi imam (gubernur) Bank Indonesia. Dan alhamdulillah, telah ada yang disebut Bank Syariah, yang kini sudah mulai berjalan. Telah ada pula pembangunan rumah Allah (masjid), yang—walau belum selesai—bangunannya kelak akan menjadi saksi betapa kerinduan Bapak Sabirin membina manusia yang beriman dan bertakwa di Bank Indonesia dan sekitarnya.

Bapak dan Keluarga Besar Syahril Sabirin, mari tingkatkan iman dan takwa serta menerimanya sesuai dengan pesan:

1. Jangan menganiaya dan jangan teraniaya. Kalau teraniaya, maafkanlah orang yang menganiayamu itu lebih baik di sisi Allah.”

2. Jangan engkau mengira yang baik itu baik bagimu. Dan jangan pulalah engkau mengira yang tidak baik itu tidak baik bagimu. Aku Yang Maha Mengetahui segala-sesuatunya. Kembalikan kepada-Ku.”

Ingatlah pesan Rasulullah, ”Bila di antaramu ada yang ditimpa musibah, datangilah dia. Berilah ia nasihat. Kalau engkau mampu berbuat demikian, niscaya kuburmu kelak akan diterangi Ilahi dengan penerangan kasih sayang.”

BISMAR SIREGAR dan keluarga
Jalan Cilandak II/25-A
Jakarta 12430