Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Event

Susu dan Telur jadi Menu Sarapan Sehat Indonesia, Kenyataannya?

Telur dan susu dianggap menu sarapan sehat yang ideal bagi orang Indonesia, tapi kenyataannya berbeda.

10 Mei 2019 | 04.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi sarapan (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sarapan sehat dapat membantu seseorang menjalani hari yang lebih berkualitas. Berdasarkan survei Sarapan Sehati di Asia Pasifik 2019 dari Herbalife pada Maret 2019, menu sarapan yang dianggap sehat oleh orang Indonesia adalah kombinasi olahan telur dan susu.

BacaUnsur Gizi Ini Harus Dipenuhi dalam Menu Sarapan Anak

Meski dua hal itu diangap ideal, kenyataan di lapangan ternyata berbeda. "Pada kenyataannya, kebanyakan orang Indonesia makan telur dan teh tiap pagi," kata Dokter Hamid Jan, pakar nutrisi Herbalife, di media briefing Wellness Tour 2019, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.

Anggapan kombinasi susu dan telur sebagai sarapan ideal juga berlaku di Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Australia, sarapan sehat yang ideal adalah air mineral dan buah, sementara di Hong Kong paduan yang ideal adalah susu kedelai dan sereal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang Jepang beranggapan susu dan roti panggang sebagai kombinasi sarapan ideal, sedangkan di Korea yang berlaku adalah nasi dan air. Di Singapura, responden mengatakan paduan teh dan oatmeal sebagai sarapan tersehat.

Responden dari Indonesia sebagian besar mengatakan faktor makanan sehat jadi pertimbangan utama dalam menentukan pilihan menu sarapan (77 persen). Sementara itu, 52 persen responden memilih rasa sebagai pertimbangan utama.

Faktor eksternal juga mempengaruhi gaya hidup sarapan sehat ini, seperti keluarga (78 persen), media (26 persen), teman (25 persen) dan pakar nutrisi (25 persen).

Meski demikian, mempraktikkan sarapan sehat setiap hari tak melulu berlangsung lancar. Kendala utama yang dirasakan adalah keterbatasan waktu (62 persen), enggan repot (31 persen), dan butuh banyak biaya (26 persen).

BacaSarapan Kebanyakan Karbohidrat, Awas Konsentrasi Menurun

Hamid mengatakan hal itu bisa diatasi dengan membuat sarapan yang ringkas tapi penuh nutrisi, misalnya protein shake atau roti isi daging dan alpukat, yang bisa disantap tak cuma di meja makan, tapi juga dalam perjalanan.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus