Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Tanggapan ’Perspektif’

12 Maret 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TULISAN di TEMPO Edisi 14-20 Februari 2000, rubrik Media, mengandung cacat jurnalistik yang paling elementer. Selain sepihak (konfirmasi tidak ada dan tidak dimuat), data-datanya tidak akurat dan analisisnya asal-asalan. Menyangkut ulasan tentang tabloid mingguan berita Perspektif, saya sampaikan hal-hal berikut ini.

  1. Perspektif edisi perdana terbit 26 Oktober 1998, bukan awal Oktober 1998.
  2. Nama pemimpin redaksi Perspektif bukan Nashrudin Has, tapi Nasruddin Hars, mantan pemimpin redaksi harian Prioritas (dibredel Juli 1987).
  3. Perspektif bukan tabloid ekonomi, tapi tabloid umum.
  4. Tidak ada pemegang saham dengan nama-nama seperti disebut TEMPO (fotokopi akta perusahaan terlampir). Nama-nama yang disebut itu hanyalah kuasa pemegang saham dari sejumlah pemegang saham.
  5. Perspektif belum mati (tidak ada pernyataan bangkrut secara hukum) karena saat ini sedang dilakukan negosiasi dengan investor baru untuk menerbitkannya kembali.
  6. Tidak ada sesuatu yang salah dengan kinerja penerbit Perspektif (fotokopi hasil riset AC-Nielsen 1999 terlampir). Dalam majalah Cakram edisi Oktober 1999 disebutkan Perspektif sebagai media yang pendapatan iklannya paling besar di kelompok tabloid.
Pada hari Jumat, 11 Februari, sekitar pukul 11.30 WIB, wartawan TEMPO mewawancarai saya per telepon dan saya jelaskan duduk perkara konsolidasi internal yang sedang dilakukan oleh manajemen holding Media Informatika Group—penerbit tabloid Perspektif, harian umum Matahari, dan tabloid ekonomi Modal. Saya menyayangkan, selain semua keterangan saya tidak dimuat, TEMPO dengan ”berani” mengutip data yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Saya mengatakan, penghentian sementara penerbitan Perspektif bukan karena kinerja perusahaan yang buruk, tapi karena kesalahan set-up awal pembentukan holding (tiga penerbitan) yang ”gemuk” sehingga memberikan beban overhead yang sangat besar pada manajemen Perspektif. Ini karena adanya ekspektasi optimistis bahwa krisis ekonomi tidak akan berlangsung sampai akhir 1999 sehingga ”adik-adik” Perspektif diharapkan dapat menyusul ”lahir”.

TEMPO mestinya jeli dan obyektif bahwa ”musim gugur bagi pers” yang lebih besar skalanya telah berlangsung jauh sebelumnya. Saya menduga, cara kerja awak Redaksi TEMPO terlalu dirangsang oleh semangat ”kompilasi” berita harian yang juga salah dan tidak berimbang, bahkan tanpa ada usaha pengayaan dan ”kerja lebih”. Hasilnya bukan saja ”tidak enak dan tidak perlu dibaca”, tapi akhirnya tergelincir menjadi ”jurnalisme serampangan”.

SUWIDI TONO
Direktur Utama PT Perspektindo
Mediainformatika
dan Pemimpin Perusahaan Perspektif
Gema Pesona Estat Blok Q-8
Jalan Raya Tole Iskandar 45, Depok 16412

-Sesuai dengan angle yang kami rencanakan, kami memang tidak masuk ke detail persoalan internal di media-media yang disebut dalam artikel tersebut. Sedangkan satu alinea menyangkut Perspektif kami rangkum dari wawancara beberapa sumber—Red.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus