Tanggapan Bank CIC

SEHUBUNGAN dengan penulisan artikel ”Alarm Nyaring dari Sentral Senayan” di Majalah TEMPO Edisi 1 September 2002, Manajemen Bank CIC menyampaikan tanggapan seperti berikut. Benar Bank CIC aktif dalam program GSM 102. Pemanfaatannya sesuai dengan prinsip bisnis dan aturan perbankan. Dugaan Bank Indonesia bahwa perseroan menggunakan dana tersebut secara tidak benar telah kami bantah. Buktinya, lebih dari Rp 1 triliun telah dilunasi. Fasilitas PL-416 adalah dana Bank CIC sendiri sehingga tidak mungkin pemberian kredit tersebut dapat dikategorikan ”fiktif”. Di samping itu, tiga koperasi tersebut juga mengakui bahwa mereka mempunyai utang ke Bank CIC. Fasilitas L/C yang mereka dapatkan setelah jatuh tempo tidak dapat mereka kembalikan ke Bank CIC. Pembentukan CLN (Credit Link Note) ROI sesungguhnya berdasarkan pembelian surat berharga Republik Indonesia dalam rangka pembentukan CLN yang diterbitkan dari Mizuho International plc. dan Bayerische Hypo-und Vereinsbank AG. Namun pembentukan CLN tersebut ditunda sampai ketentuan Bank Indonesia atas investasi pada CLN diterbitkan. Surat berharga Republik Indonesia tersebut dibeli oleh Bank CIC melalui Dresdner Bank (Singapura) dan Chinkara Capital. Dengan demikian, tidak ada pelanggaran BMPK kepada Chinkara Capital. Robert Tantular adalah mantan pengurus Bank CIC dan sejak tahun 2000 tidak mempunyai wewenang dan peranan dalam manajemen bank. Sebagian besar pengurus bank adalah independen. Namun, kami mengakui adanya masalah manajemen. Untuk itu, susunan manajemen telah dirombak pada bulan Oktober 2001. Dengan terselesaikannya masalah di atas dan tambahan dana setoran pemegang saham, perhitungan CAR kami berada di posisi 13,45 persen per 16 Augustus 2002 berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit Bank CIC. Harsya Denny Suryo Corporate Secretary PT Bank CIC Intemasional Tbk.