Laporan Utama TEMPO tentang "Mengamankan Aceh" (TEMPO, 17 November 1990), layak diacungi jempol. TEMPO edisi tersebut laku keras di Aceh. Tak ada yang tersisa di pasar setempat. Bahkan, tak sedikit yang terpaksa membaca fotokopiannya. Namun sangat disayangkan, dalam laporan tersebut ada beberapa kekeliruan. 1. Dalam laporan disebutkan nama Aceh Pidie tiga kali. Padahal, berdasarkan ketentuan tertib administrasi Daerah Istimewa Aceh, untuk Kabupaten Pidie, tak ada embel-embel Aceh. Cukup Pidie saja. 2. Dalam peta Aceh, yang menyertai tulisan itu, juga tak dicantumkan Kota Sigli sebagai ibu kota Pidie, sedangkan ibu kota kabupaten lainnya disebutkan. Padahal, Pidie disebut dalam tulisan itu. 3. TEMPO menyebut, di Aceh, kini ada delapan perguruan tinggi dengan total mahasiswa sekitar 8.000 orang. Padahal itu keliru, di Banda Aceh dan Aceh Besar saja tak kurang dari 12 perguruan tinggi berdiri, dua di antaranya negeri. Jumlah mahasiswanya tak cuma 8.000 orang. Mahasiswa Unsyiah saja, yang aktif kini berjumlah 14.992 orang. Bayangkan, jika ditambah dengan PTS lainnya. 4. Kalimat "Memang sejak semula skenario pembangunan di Aceh direncanakan terbagi dua, yaitu zone industri di belahan utara dan timur Provinsi Aceh, dan zone pertanian dikembangkan di belahan barat, tengah, dan selatan," sebenarnya bisa mendatangkan salah tafsir tentang konsep awal pembangunan di Aceh. Soalnya, konsep pembagian zone seperti itu baru saja digagaskan tiga tahun terakhir -- setelah setahun Prof. Dr. H. Ibrahim Hasan, M.B.A., menjabat gubernur Aceh. Ihwal munculnya zone industri pun diawali dengan eksplorasi ladang gas di Arun, Lhokseumawe, awal 1970-an, yang kemudian memunculkan industri berskala besar. Sebelumnya, memang tak terbayangkan bahwa bumi Lhokseumawe kaya gas. 5. Soal gelar Ali Hasjmy, Gubernur Aceh periode 1957-1964, dalam laporan TEMPO disebutkan, selain bergelar profesor juga doktor. Padahal, Pak Hasjmy hanya bergelar profesor. YARMEN DINAMIKA Mahasiswa Unsyiah Jalan Pari 12 Bandar Baru -- Banda Aceh * Terima kasih atas penjelasan Anda -- Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini