Pada 13 September lalu, seorang kenalan kami telah dinobatkan sebagai Putri Ayu Kodya Batam 1990. Sesuai dengan keterangan Ketua Dewan Juri, pemenang dan runner-up I akan diikutsertakan dalam pemilihan Putri Ayu tingkat nasional di Jakarta, pada 8-10 November 1990. Anehnya, hal itu tak pernah terjadi bagi si putri pemenang. Sebab, tanpa alasan dan pemberitahuan resmi, posisinya selaku putri pemenang ternyata digantikan pemenang favorit, yang nilainya jauh di bawah nilai pemenang-pemenang lainnya. Logisnya, jika pemenang pertama berhalangan, yang menggantikan tempatnya adalah pemenang berikutnya. Konon, Iwapi membatalkan pemberangkatan Putri Ayu tersebut karena ia dianggap tidak sanggup membayar uang Rp 350.000. Yang menjadi pertanyaan, begitukah cara-cara Iwapi selama ini. Jika ya, mengapa harus diadakan pemilihan tingkat daerah, yang membuang banyak waktu, tenaga, dan uang. Semasa masih remaja (apalagi sebagian besar dari mereka adalah pelajar SLTA) seharusnya mereka tidak diarahkan, dibiasakan, ataupun dilibatkan dalam praktek semacam itu. Bagaimana tanggapan Ibu Dewi Motik Pramono? DRA. R. DEWI DRA. E.P. RAHAYU IR. P. RAHAYUNINGSIH DRA. R. METARIA Lbk. Baja RT 8 RW III Batam Timur, Riau
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini