Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hikmah

Begini Niat dan Tata Cara Mandi Wajib untuk Laki Laki

Niat dan tata cara mandi wajib untuk laki-laki serupa dengan perempuan, tapi terdapat perbedaan penting dalam bacaannya yang perlu diketahui.

19 Oktober 2023 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sampai di usia baligh, laki-laki biasanya akan mengalami mimpi basah atau yang disebut ihtilam. Untuk mensucikan diri, laki-laki harus melakukan mandi wajib. Lalu, bagaimana niat dan tata cara mandi wajib untuk laki-laki?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebetulnya, niat dan tata cara mandi wajib untuk laki-laki tidak jauh berbeda dengan perempuan. Simak selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini.

Niat Mandi Wajib untuk Laki-Laki

Untuk menjalankan mandi wajib dengan benar, langkah pertama yang perlu diambil adalah membaca niat. Niat mandi wajib ini harus tulus dan sungguh-sungguh. Berikut adalah bacaan niat yang harus diucapkan:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nawaitul ghusla li raf'il hadasil akbari fardhal lillaahi ta'aala

Dalam bahasa Indonesia, niat ini dapat diterjemahkan sebagai: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang wajib, karena Allah Ta'ala." 

Niat ini adalah langkah awal yang penting sebelum memulai mandi wajib bagi laki-laki.

Tata Cara Mandi Wajib untuk Laki-Laki

Setelah mengetahui niat, di bawah ini adalah tata cara mandi wajib bagi pria yang keluar mani:

1. Niatkan Mandi Wajib

Sebelum memulai mandi wajib, bacalah niat dengan bismillah. Niat ini dapat diucapkan dalam hati atau dengan suara. Bacaan niat mandi wajib sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya. 

2. Cuci Tangan Tiga Kali

Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, cuci tangan sebanyak tiga kali. Tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan dan menghindari najis.

3. Bersihkan Bagian Tersembunyi Tubuh

Pastikan untuk membersihkan kotoran yang menempel di sekitar area tersembunyi tubuh seperti sekitar kemaluan, ketiak, pusar, dan lipatan-lipatan tubuh lainnya.

4. Cuci Tangan Setelah Membersihkan Kemaluan:

Setelah membersihkan kemaluan, bersihkan tangan dengan mengusapkannya ke tanah atau tembok. Kemudian, bilas tangan dengan sabun dan air.

5. Lakukan Wudu Seperti Biasa

Melakukan gerakan wudu yang sempurna, mirip dengan ketika akan melaksanakan salat. Dimulai dari membasuh tangan hingga membasuh kaki.

6. Membersihkan Rambut dengan Air

Untuk membersihkan rambut, masukkan tangan ke dalam air dan selai pangkal rambut dengan jari-jari tangan hingga menyentuh kulit kepala. Guyur kepala dengan air sebanyak tiga kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.

Perlu diingat bahwa dalam hal penyiraman air ke rambut, terdapat perbedaan anjuran antara pria dan wanita. 

Bagi pria, anjuran adalah menyela pangkal rambut dengan air sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Hadist Tirmidzi. 

Namun, bagi wanita, penyelaan pangkal rambut tidak diwajibkan. Bahkan, jika rambut wanita digelung atau dikepang, tidak perlu membuka atau mengurai rambutnya saat mandi wajib.

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah, Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah SAW,

" "

Artinya, "Wahai Rasulullah, saya adalah seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku. Apakah saya harus membuka kepangku ketika mandi junub?"

Rasulullah SAW menjawab,

" ."

Artinya, "Tidak perlu, kamu hanya perlu mencuci kepalamu tiga kali, kemudian menuangkan air ke seluruh tubuhmu, dan dengan itu kamu akan menjadi suci."

Dari hadis ini, dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan mandi wajib (al ghuslu), ada dua rukun yang harus dipenuhi, yaitu mencuci kepala tiga kali dan menuangkan air ke seluruh tubuh.

Dengan memenuhi dua rukun ini, mandi dianggap sah, asalkan niat untuk mandi wajib (al ghuslu) telah ada. Sehingga, jika seseorang mandi di pancuran atau shower dan air mencapai seluruh tubuhnya, mandinya dianggap sah.

Hukum Mandi Wajib

Hukum mandi wajib adalah wajib setelah laki-laki dan perempuan berhubungan intim, di mana tubuh keduanya bersentuhan. 

Menurut Mazhab Syafi'i, mandi wajib diperlukan setiap kali setelah berhubungan intim, bahkan jika tidak ada ejakulasi atau kenikmatan. 

Begitu juga dengan mazhab lainnya seperti Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki tetap mempertahankan kewajiban mandi wajib dalam sebagian besar situasi, Mazhab Hambali berpendapat bahwa mandi wajib selalu diperlukan, tanpa terkecuali.

Dalam semua pandangan mazhab, penting untuk mengetahui niat mandi wajib dan mengikuti tata cara yang benar.

KAYLA NAJMI IHSANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus