Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

10 Pahlawan Nasional Wanita dan Kisah Perjuangannya

Sejumlah tokoh wanita diketahui ikut berjuang melawan penjajah dan diakui sebagai pahlawan nasional. Berikut 10 di antara mereka itu.

1 Maret 2023 | 20.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Prajurit Zipur dan Rindam Kodam Iskandar Muda melakukan pemugaran makam pahlawan wanita Aceh, Laksamana Malahayati, di Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, 9 Oktober 2017 Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 115/TK/Tahun 2017 menetapkan dan penganugerahan empat pahlawan nasional. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan oleh golongan laki-laki saja. Sejumlah tokoh wanita diketahui juga ikut berjuang melawan penjajah merebut kemerdekaan baik melalui pikiran maupun tenaga. Lantas, siapa saja pahlawan nasional wanita di Indonesia?

Pahlawan Nasional Wanita

Bila melihat sejarah pada masa penjajahan, terdapat sejumlah wanita yang berjuang baik dengan tenaga maupun pikirian. Salah satunya Laksamana Malahayati yang memimpin 2.000 pasukan wanita untuk menyerang kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh pemimpinnya. Lalu, bagaimana peran pahlawan wanita lainnya? Simak uraiannya berikut.


1. Raden Ajeng Kartini

Jika ditanya siapa pahlawan wanita, pasti Anda akan menjawab R.A Kartini yang lahir di Jepara, 21 April 1879, dan dibesarkan dari keluarga bangsawan. Kaum bangsawan saat itu sangat patriarki sehingga memberi ruang bagi Kartini untuk berjuang mendapatkan hak-hak kaum wanita. Kartini banyak memberi inspirasi melalui pendidikannya yang pernah bersekolah  dan berhubungan dengan orang-orang asing seperti orang Belanda untuk memberi inspirasi perjuangan kesetaraan.


2. Cut Meutia

Anda juga pasti tidak asing dengan sosok yang ada dalam uang pecahan seribu rupiah. Cut Meutia adalah istri dari Teuku Tjik Tunong yang sama-sama menjadi pahlawan Indonesia. Dia lahir di Kesultanan Aceh pada 15 Februari 1870 dan telah mendedikasikan diri untuk membela hak kemerdekaan rakyat melalui gerilya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cut Nyak Meutia. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


3. Fatmawati

Fatmawati dikenal karena jasa besarnya saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan istri dari Presiden Republik Indonesia, Soekarno. Seperti dituturkan dalam laman kemensos.go.id, Fatmawati diketahui menjahit bendera Sang Saka Merah Putih saat dirinya sedang hamil besar. Menggunakan alat jahit tangan, bendera Merah Putih berukuran 2x3 meter itu dijahit oleh Fatmawati di ruang makan dengan harapan kelak dapat digunakan untuk keperluan bangsanya.

 

4. Rasuna Said 

Rangkayo Rasuna Said mungkin masih asing di telinga Anda. Namun, perannya dalam memperjuangkan hak-hak wanita perlu diacungi jempol.  Rasuna Said lahir di Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 dan diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 13 November 1974 lewat Surat Keputusan Presiden RI No.084/TK/Tahun 1974. Saat itu, Rasuna Said mendidik kaum wanita di lingkungannya untuk belajar politik dan segala aspek bidang untuk menuju kesetaraan sosial.

Rasuna Said. Wikipedia


5. Laksamana Malahayati 

Aceh terkenal dengan tanah pahlawan kemerdekaan RI. Salah satunya ialah Keumalahayati yang kemudian diberi gelar Laksamana. Saat itu 11 September 1599, Malahayati memimpin pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) yang berjumlah 2 ribu orang untuk berperang melawan Belanda di benteng serta membunuh Cornelis de Houtman.


6. Dewi Sartika 

Raden Dewi Sartika berjuang menjadi pelopor pendidikan kaum wanita yang saat itu dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, Jawa Barat, pada 4 Desember 1884. Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika memprakarsai Sekolah Isteri Wanita di Pendopo Kabupaten Bandung. Kemudian, ia  sempat pindah tempat tinggal di Jalan Ciguriang tahun 1910 dan kemudian mendirikan Sekolah Kaoetamaan Isteri. Alasan pendirian sekolah tersebut salah satunya agar perempuan menjadi istri yang cerdas, merdeka, dan berani.


7. Andi Depu

Jasa Andi Depu Maraddia Balanipa telah dikenang dan dihargai oleh pemerintah Indonesia melalui penganugerahan gelar pahlawan nasional. Sosok Andi Depu sangat gesit, terbukti dengan aksinya yang berhasil mengibarkan bendera merah putih saat pasukan kolonial Jepang datang di Mandar 1942. Aksinya itu kemudian mendapat apresiasi melalui penghargaan Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Soekarno.

Andi Depu. Foto: Buku biografi Andi Depu/flickr.com


8. Maria Walanda Maramis

Pahlawan wanita tidak sekadar berperang melawan pendudukan kolonial, tetapi juga melawan bangsa sendiri untuk mendapatkan hak-haknya sebagai wanita terutama bidang pendidikan dan politik. Begitulah Maria Walanda Maramis, salah satu pahlawan nasional asal Sulawesi Utara. Pada 8 Juli 1917, mendirikan PIKAT untuk memajukan pendidikan wanita Minahasa. Hasil perjuangannya, yaitu kaum wanita Minahasa berhasil memiliki hak suara politik.


9. Nyai Ahmad Dahlan 

Tokoh pahlawan nasional wanita lainnya yakni Nyai Ahmad Dahlan alias Siti Walidah. Semasa hidupnya, Nyai Ahmad Dahlan memprakarsai didirikannya asrama putri wanita untuk pendidikan Islam yang didalamnya mempelajari retorika hingga dakwah Islam. Selain itu, ia juga mendirikan Sopo Tresno pada 1941. Untuk memimpin perjuangan rakyat, Nyai Ahmad Dahlan bersama Soekarno dan Soedirman pernah diskusi bersama membahas perang melawan pemerintah kolonial.


10. Cut Nyak Dhien

Pahlawan wanita Cut Nyak Dhien lahir pada 1848 di Aceh. Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan Aceh terkemuka yang memiliki sikap tegas dan nasionalisme tinggi. Terbukti dengan dirinya yang rela berjuang untuk membebaskan rakyat Aceh dari cengkeraman penjajah di Tanah Rencong bersama Teuku Umar. Cut Nyak Dhien juga tanpa takut memimpin perang melawan Belanda dengan segala taktiknya sebagai wanita yang cerdas.

 


NIA HEPPY | ALFI MUNA SYARIFAH


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus