Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

<font color=#FF0000>Kejutan Listrik</font> untuk Kreativitas

23 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernahkah pikiran Anda terasa buntu, jenuh, letih? Kini Anda tak perlu secangkir kopi untuk mengendurkan rasa penat seperti itu. Sebuah tim peneliti dari Center for the Mind, Universitas Sydney, Australia, Februari lalu, merilis temuan mengejutkan. Mereka membuktikan terapi kejutan listrik di kepala mampu membuat kita lebih kreatif dan berpikir out of the box.

Jangan geleng-geleng kepala dulu. Profesor Allan Snyder, Direktur Center for the Mind, percaya stimulasi listrik di otak bermanfaat untuk menunjang fungsi belajar dan koordinasi, bahkan berpengaruh pada suasana hati dan adiksi kita. Riset di bidang ini sudah dimulai pada 1940-an, ketika terapi electroshock digunakan untuk menyembuhkan depresi pada pasien.

Untuk membuktikan gagasan ini, Snyder dan rekannya, Richard Chi, memasang dua konduktor listrik di kepala sejumlah orang yang menjadi obyek penelitiannya. Konduktor ini mengalirkan listrik berdaya rendah ke sisi kanan dan kiri otak. Setelah itu, para ”kelinci percobaan” ini diminta mengerjakan sejumlah tes aritmetika yang kompleks. Hasilnya luar biasa. Dibandingkan dengan mereka yang tidak diterapi listrik, kelompok yang ”disetrum” mampu mengerjakan soal-soal ujian tiga kali lebih banyak.

Kuncinya, menurut Snyder, ada pada efek kejutan listrik pada otak. Setrum di otak kiri membuat fungsi memori berkurang, sementara setrum di sisi kanan otak merangsang kreativitas. Karena itulah, begitu listrik menyetrum kepala, simsalabim, mendadak otak kita melihat sebuah persoalan dengan kacamata baru: muncullah perspektif anyar yang sama sekali tak terpengaruh oleh referensi pengetahuan dan pengalaman kita sebelumnya.

”Riset kami terinspirasi oleh kasus-kasus korban kecelakaan yang menderita cedera di otak bagian kiri. Mereka umumnya berubah menjadi amat kreatif setelah kecelakaan,” kata Snyder.

Di masa depan—tentu setelah riset awal ini disempurnakan—para periset di Universitas Sydney bermimpi menciptakan alat yang mampu membuat penggunanya melihat dunia dengan apa adanya, tanpa filter atau sekat apa pun. ”Seperti anak kecil melihat dunia pertama kali,” kata Snyder. Alat ini akan membantu para seniman berkarya dan menciptakan metode baru pemecahan masalah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus