Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

<font size=+1 color=#FF0000>7</font> tahun Lalu

23 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengelak dari Jerat Hukum
Tempo, 18 Januari 2004

Malam semakin larut dan perdebatan tujuh orang di lantai tiga sebuah gedung di Kebayoran Baru, Jakarta, itu tak menunjukkan tanda-tanda akan selesai. Tiba-tiba, brak..., seorang di antara mereka melempar setumpuk majalah ke atas meja rapat. Puluhan majalah Tempo, Prospek, Warta Ekonomi, Tajuk, dan Editor tersebar di meja. "Ini kan bisa jadi bukti. Kenapa kita mesti takut?" kata Irawanto, alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun 1980, si pelempar majalah.

Malam itu adalah ketiga kalinya aktivis Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) Jakarta membahas isu kampanye anti-politikus busuk. Sebagian peserta rapat berkeras agar Iluni Jakarta berani mengumumkan nama politikus busuk kepada publik agar mereka tak dipilih dalam Pemilu 2004.

Aksi "lempar majalah" itu kelanjutan dari deklarasi Gerakan Nasional Tidak Pilih Politisi Busuk, di Tugu Proklamasi, Jakarta. Ketika itu, ratusan aktivis lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa, dan pemuda mendeklarasikan gerakan yang di antaranya diprakarsai oleh Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Teten Masduki itu.

Tujuannya membangun kesadaran pemilih dalam Pemilu 2004 agar tak memilih kandidat anggota parlemen, dewan perwakilan daerah, dan calon presiden dengan latar belakang tercela. Kampanye anti-politikus busuk adalah reaksi terhadap maraknya korupsi yang dilakukan anggota parlemen.

Celakanya, kisah politikus busuk dari Senayan tak pernah habis. Yang terbaru, nama kader Partai Demokrat, Angelina Sondakh dan Muhammad Nazaruddin, disebut-sebut terlibat dalam kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Nazaruddin, yang juga Bendahara Umum Partai Demokrat, bahkan punya jejak hitam lain: berusaha menyuap petinggi Mahkamah Konstitusi.

ARSIP 

23 Mei 1920
Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia (Indische Communistische Partij). Dipimpin Semaun, empat tahun kemudian partai ini menjadi Partai Komunis Indonesia.

25 Mei 1913
Yap Thiam Hien lahir di Kutaraja, Aceh. Dikenal sebagai pejuang hak asasi manusia, Yap sempat ditahan dengan tuduhan terlibat G-30-S/PKI karena menjadi anggota Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia, organisasi yang dituduh dekat Partai Komunis Indonesia.

26 Mei 1965
Isu Dewan Jenderal, yang disebut-sebut bekerja sama dengan Central Intelligence Agency, dinas intelijen Amerika Serikat, mengemuka. Desas-desus berembus gara-gara dokumen Gilchrist, Duta Besar Inggris di Indonesia saat itu, beredar di lingkungan Angkatan Darat.

27 Mei 2006
Gempa 5,9 skala Richter mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga menewaskan ribuan orang.

28 Mei 1974
Jurnalis Kwee Thiam Tjing wafat dan dimakamkan di Tanah Abang, Jakarta. Pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, ini penulis buku Indonesia dalem Api dan Bara, dengan nama samaran Tjamboek Berdoeri.

29 Mei 1917
Sumitro Djojohadikusumo lahir di Kebumen, Jawa Tengah. Sebagai begawan ekonomi Indonesia, ia lima kali menjabat menteri di era Orde Lama dan Orde Baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum