Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

2050, Kecerdasan Manusia Bisa Disalin di Memori Eksternal?

Ilmuwan futurologist terkemuka, Ian Pearson, memprediksi bahwa kecerdasan manusia bisa disalin di memori eksternal.

26 Juli 2018 | 07.35 WIB

ilustrasi cuci otak (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi cuci otak (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan futurologist terkemuka, Ian Pearson, memprediksi bahwa kecerdasan manusia bisa disalin di memori eksternal. Hal itu, disampaikan melalui blog pribadinya. Dia memprediksi hal tersebut akan terjadi pada 2050.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Tidak diunggah, tumbuh dapat terhubung secara mulus ke dalam platform baru. Bisa membuat salinan pikiran manusia, sebagian besar kecerdasan akan mengalir ke tempat di luar otak fisik manusia," tulis Pearson, sebagaimana dikutip laman Daily Mail, 24 Juli 2018.

Pearson menuliskan bahwa beberapa dekade mendatang, umat manusia kemungkinan dapat mencapai semacam keabadian. Dengan menggabungkan pikiran manusia dan mesin, kata dia, manusia bisa hidup melalui perangkat Android, bahkan setelah mati.

Tulisan Pearson diunggah melalui blog Timeguide Wordpress pada 15 Juli 2018. Dengan judul "When you’re electronically immortal, will you still own your own mind?", dia menjelaskan bagaimana kecerdasan manusia bisa terhubung dengan teknologi eksternal.

"Itu nantinya, memungkinkan kita untuk menghadiri pemakaman kita sendiri, dan hidup kembali dengan tubuh yang bisa ditingkatkan," tambah Pearson. "Ini menjadi peralihan menuju keabadian elektronik, dan harus dengan perencanaan yang matang. Karena digunakan untuk tujuan di luar kendali manusia".

Asumsinya, Pearson lebih lanjut menjelaskan, manusia cukup berhemat dan siap untuk terhubung ke Android sebagai tubuh manusia untuk hadiri pemakamannya sendiri. Kemudian dengan tubuh melalui Android, akan bisa ditingkatkan.

Skema serupa juga bisa terjadi dalam rencana medis perusahaan, atau bahkan keluarga yang mungkin ingin membuat manusia tetap di sekitar mereka. "Tubuh Anda mati dan otak berhenti, tapi tidak jadi masalah, karena 99 persen dari pikiran Anda masih baik-baik saja, dam berjalan dengan gembira melalui teknologi," kata Pearson.

Namun, menurut para ahli, hal tersebut bisa menimbulkan masalah baru. Karena akan membutuhkan penggunaan ruang Android dan cloud yang dimiliki perusahaan, dan rawan terjadi penyalahgunaan. Perusahaan dapat menggunaka itu untuk memperbudak manusia.

Simak artikel menarik lainnya tentang kecerdasan manusia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | AMB

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus