Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Tim Paleontologi dari Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) masih merahasiakan lokasi penemuan sepasang gading raksasa dari stegodon, gajah purba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka dan warga menemukannya pada Maret-April lalu di suatu lokasi di daerah Majalengka, Jawa Barat. Mereka punya tiga alasan untuk menyembunyikannya.
Alasan pertama, kata Kepala Laboratorium Paleontologi ITB Jahdi Zaim, tim belum mempublikasikannya ke jurnal ilmiah. “Sehingga kami belum bisa menyatakan di mana lokasinya,” kata dia di kampus ITB, Jumat, 21 Desember 2018.
Dalih kedua, tim masih melanjutkan studi lapangan di lokasi penggalian. Mereka masih ingin mencari fosil badan dan tengkorak stegodon pemilik sepasang gading raksasa itu. “Masih kami teliti sampai bisa dapatkan data yang tuntas. Penelitian tidak akan pernah berhenti, apalagi ada temuan-temuan itu akan berkelanjutan,” ujarnya.
Alasan ketiga yaitu mengantisipasi praktik jual beli fosil dari tempat itu. “Kita harus memproteksi tidak saja dari segi alam tapi komersialisasi dari masyarakat,” kata Jahdi. Setahunya di Jawa Barat, komodifikasi fosil kondisinya tidak seperti di tempat ekskavasi lain yang telah marak. “Di Jawa Tengah sudah luar biasa.”
Menurut Jahdi, riset paleontologi sangat membutuhkan kondisi asli atau in situ agar data ilmiah yang diperoleh bagus. Fosil yang marak dikomersialkan di Jawa Barat seperti di Sukabumi. “Ini yang kami upayakan agar tidak sampai terjadi. Kalau ditemukan dari tangan-tangan jahil seperti itu, yang menikmati malah orang asing nanti,” katanya. Antisipasi itu juga sebagai bentuk upaya penyelamatan fosil.
Simak artikel lainnya tentang ITB dan stegodon di kanal Tekno Tempo.co.