Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki begitu banyak ragam hewan endemik. Salah satunya komodo. Kadal besar yang memiliki nama latin Varanus komodoensis ini hidup di Nusa Tenggara Timur, seperti Pulau Rinca, Pulau Flores, Giliran Motang, Gili Dasami dan Pulau Komodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komodo telah menarik perhatian sejumlah peneliti karna memiliki keunikan tersendiri dibanding hewan-hewan lainnya. Berikut beberapa fakta menraik tentang komodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Hewan Purba yang Masih Bertahan di Zaman Modern
Komodo merupakan salah satu spesies hewan langka yang dilindungi di Indonesia. Komodo diperkirakan berasal dari spesies kadal Afrika dari zaman purba. Ahli biologi Alison Murray dan Rob Holmes mengatakan bahwa tulang belakang komodo dan kerangka kadal Afrika yang berusia 33 juta tahun lalu memiliki kemiripan.
Para peneliti itu menyimpulkan bahwa komodo memiliki kekerabatan dengan jenis hewan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa Komodo baru muncul 700 ribu tahun lalu setelahnya. Murray mengatakan bahwa misteri bagaimana komodo bisa menyebar hingga ke Asia itu kian dalam ketika kita memikirkan geografi dunia di masa lalu.
“Sejak 100 juta tahun lampau hingga 12 juta tahun lalu, Afrika benar-benar terisolasi, dikelilingi oleh samudra, entah bagaimana mereka bisa keluar dari Afrika pada periode itu,” kata Murray. “Itulah mengapa makalah ini amat penting, karena tak ada hubungan dataran antara Afrika dan Indonesia.”
Murray mengatakan salah satu teori bagaimana Varanus pergi dari Afrika adalah lempengan mikro atau massa dataran kecil bergerak dari satu tempat ke tempat lain, membawa binatang di dalamnya berpindah tempat. Namun teori itu belum terbukti.
2. Memiliki Bisa yang Mematikan
Komodo merupakan kadal terbesar di dunia yang mempunyai berbagai macam senjata mematikan di dalam tubuhnya. Penelitian oleh University of Melbourne mengungkapkan bahwa bisa yang terdapat dalam sebuah kelenjar di mulut komodo mengandung bakteri pasteurella. Ketika menggigit lawannya, komodo akan menyebabkan luka yang sangat rawan menimbulkan infeksi.
Dikutip dari Journal of Wildlife Diseases, air liur komodo juga memiliki berbagai bakteri mematikan lainnya, yaitu terdapat 28 bakteri gram-negatif (escherichia coli) dan 19 bakteri gram-positif (patogen). Bakteri yang terisolasi dalam liur komodo ini menyebabkan septikemia, yakni kondisi peradangan serius akibat infeksi.
Sebagian besar yang terkena gigitan komodo, baik manusia ataupun hewan, akan mengalami infeksi selama satu atau dua hari atau bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Memiliki Gigi Ajaib
Ketika memangsa, gigi komodo tidak hanya digunakan untuk mengunyah, melainkan juga untuk menelan mangsanya secara langsung. Jika mangsanya terlalu keras untuk dilahap dan dicengkram, gigi komodo akan tanggal. Namun, dalam waktu tiga hari gigi akan tumbuh kembali.
SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB | RACHEL FARADIBAR