Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

9 Rumah Sakit di Indonesia Terapkan Inovasi Kesehatan Berbasis Teknologi Genomik

L. Rizka Andalucia menyebutkan sembilan rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes yang sudah menerapkan Biomedical and Genome Science initiative (BGSi).

23 Juni 2023 | 09.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara, Kamis, 10 Februari 2022. RSPI Sulianti Saroso menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 varian Omicron. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan  L. Rizka Andalucia menyebutkan sembilan rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes yang sudah menerapkan Biomedical and Genome Science initiative (BGSi).
 
BGSi adalah inovasi kesehatan yang berbasis teknologi genomik, yakni mengandalkan teknologi informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen untuk percepatan implementasi kedokteran presisi dan menentukan pengobatan yang tepat bagi pasien.
 
“Agar diagnostik bisa lebih tepat, maka BGSi ini inisiasinya dimulai dari rumah sakit, dan kita sudah memulai dari sembilan rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes,” kata Rizka pada diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023.
 
Sembilan RS tersebut, pertama adalah RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat yang khusus menangani penyakit-penyakit metabolik seperti diabetes. Kemudian, RS Dharmais Jakarta Barat untuk kanker, RS Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta Timur untuk stroke, serta RS Infeksi Sulianti Saroso Jakarta Utara dan RS Persahabatan untuk penyakit-penyakit menular.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Khusus untuk penyakit menular ini, kita fokuskan ke kasus tuberkulosis (TB), karena kita masih punya pekerjaan rumah yang besar untuk menyelesaikan kasus TB,” ujar Rizka.
 
Ia mengatakan, penerapan BGSi juga sudah dikembangkan bukan hanya untuk menangani penyakit saja, melainkan juga perawatan kesehatan dan kecantikan di RS Ngurah, Bali. Lalu, RS Sardjito Yogyakarta untuk penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan atau genetic disorder dengan fatalitas tinggi.
 
Khusus untuk kesehatan ibu dan anak, BGSi akan diterapkan di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, dan untuk penyakit kardiovaskuler akan dikembangkan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta Barat.
 
“Pemilihan RS ini bukan sembarangan, tetapi berdasarkan prioritas penyakit, yang kasusnya banyak, membutuhkan biaya besar dalam pelayanan kesehatan, juga yang masih menjadi tantangan untuk penanggulangannya, misalnya TB dan kanker yang tingkat keberhasilannya masih rendah,” kata Rizka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekosistem rumah sakit harus mendukung

Ia juga memaparkan tentang alur pelayanan BGSi ini, pertama yakni RS yang sudah dipilih akan melakukan pengumpulan spesimen dan data, kemudian dievaluasi dan harus mendapatkan izin etik sebelum dilaksanakan.
 
“Harus mendapatkan izin dari laboratorium saintifik resmi, juga mengantongi persetujuan subjek yang akan diambil. Jadi harus ada persetujuan tindakan kedokteran atau informed consent yang ditujukan kepada pasien agar tidak ada penyalahgunaan. Mereka juga harus mendapatkan penjelasan bahwa spesimen yang diambil itu untuk ilmu pengetahuan,” tuturnya.
 
Rizka juga menekankan bahwa ekosistem yang dibangun di BGSi harus mendukung percepatan peningkatan pelayanan kesehatan dengan prinsip kedokteran presisi, sehingga para peneliti di Indonesia akan mendapatkan porsi peran yang banyak untuk bekerja sama dengan BGSi.
 
“Ini juga menjadi kesempatan bagi para pengusaha di Indonesia untuk mengembangkan produk kesehatan dalam negeri, baik obat, vaksin, diagnostik yang berbasis pada data populasi Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa kerja sama itu baik harus sudah disertai izin dari etik dan persetujuan dari laboratorium saintifik,” ucap Rizka.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus