Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAATNYA petani menaikkan produksi susu, mumpung harganya naik dari Rp 3.100 per liter menjadi Rp 3.700 pada pekan ini. Caranya pun gampang. ”Beri sapi itu nama,” ujar Catherine Douglas, ahli perilaku sapi dari Newcastle University, Inggris.
Douglas menyatakan, jika Anda memanggil seekor sapi dengan namanya, lebih sering bicara kepadanya, lebih memperhatikannya, ini akan membangun relasi khusus antara Anda dan sapi itu. ”Sapi jadi lebih rileks,” ujarnya. Jika hewan ini rileks, hormon kortisol tertekan dan kadar hormon oksitosin—yang membikin susu lebih banyak—meningkat.
Bersama Peter Rowlinson, Douglas meneliti sapi di lebih dari 500 peternakan di Inggris. Mereka menemukan, hampir setengah dari peternakan itu selalu memberikan nama kepada sapi-sapi mereka. Hasilnya, sapi-sapi itu menghasilkan susu satu liter lebih banyak per hari. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Anthrozoos, terbit Januari lalu.
Kapan sapi itu diberi nama? Douglas mengatakan, karena sapi perah mulai menghasilkan susu setelah berumur dua tahun, peternak sering kali menelantarkan mereka pada dua tahun pertama. ”Itu keliru. Soalnya, sapi yang diperlakukan dengan baik pada usia 6-15 bulan biasanya menghasilkan lebih banyak susu nantinya.”
Oksitosin
BERASAL dari kata Yunani oxys dan tokos, yang berarti kelahiran cepat. Ini sejenis hormon pada mamalia yang berperan besar dalam proses reproduksi, terutama pada betina. Selain aktif memfasilitasi kelahiran dan kegiatan menyusui, hormon ini diduga berperan dalam berbagai perilaku sosial. Misalnya, dalam jurnal Nature, Januari lalu, Profesor Larry Young, ahli neurologi dari Emory University di Atlanta, Georgia, mengumumkan bahwa apa yang kini dikenal sebagai cinta bisa jadi cuma ikatan yang dipengaruhi antara lain oleh kerja oksitosin di otak. ”Hormon ini mendorong munculnya kerlingan dan meningkatkan kepekaan kita untuk menangkap emosi orang lain,” kata Profesor Young.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo