Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Anak ayam kehilangan bobot

Pesawat ulang-alik discovery yang mengangkut lima orang astronot akan mengadakan eksperimen dengan embrio ayam. indonesia telah menyiapkan lima item riset untuk dr. pratiwi, yang telah disetujui nasa.

11 Februari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESAWAT ulang-alik Discovery. kalau tak ada aral melintdng, akan kembali mengangkasa 23 Februari mendatang. Selain mengangkut lima orang astronaut, ia juga akan membawa 32 butir telur ayam yang akan dieramkan dalam inkubator listrik. Yang akan diamati adalah pengaruh ruang tanpa bobot terhadap pertumbuhan embrio ayam. Eksperimen dengan embrio ayam itu bermula dari gagasan John Vellinger, seorang mahasiswa senior di Universitas Pur due, Indiana, Amerika. Ide mengeramkan telur ayam itu dalam pesawat ulang-alik itu lahir ketika Vellinger masih duduk di bangku sekolah menengah atas, beberapa tahun lalu. Gagasan Vellinger ini disetujui NASA, setelah menang dalam persaingan dengan ratusan ide lain untuk misi penerbangan ulang-alik. Percobaan ini sebetulnya menjadi salah satu misi Challener, tiga tahun silam, tapi gagal lantaran pesawat itu meledak. Lantas eksperimen itu, yang oleh Vellinger disebut Chix in Space, kini akan diulanK oleh Discovery. Jaringan restoran Kentucky Fried Chicken Amerika tampil menjadi sponsor tunggal pada proyek Chix in Space ini. Dari 32 butir telur yang dibawa Discovery, setengahnya berumur dua hari dan selama dua hari pula berada dalam inkubator bumi. Enam belas butir yang lain berumur sembilan hari juga telah diinkubatorkan dilab bumi selama sembilan hari. Setelah terbang selama lima hari, kedua kelompok ini akan terus dieram di bumi sampai menetas. Para ahli unggas nantinya akan diminta mempelajari perbedaan antara dua kelompok ini. Perbedaan yang diamati nantinya menyangkut pertumbuhan dan perkembangan pada pra dan pancapenetasan, termasuk anatomi rongga telinga, dan pembentukan tulang. Vellinger punya hipotesa bahwa kelainan anatomi akan diderita oleh kelompok pertama, yang berumur dua hari ketika dibawa terbang. "Karena perkembangan embrio yang penting terjadi pada hari keempat," tutur Vellinger. Pada perkembangan normal di bumi, kedudukan jantung embrio ayam selalu jatuh ke posisi yang lebih rendah, pada hari keempat. Posisi itu tetap bertahan hingga ayam tumbuh menjadi dewasa. Tapi, dalam orbiter yang berada pada ruang tanpa bobot itu, kata Vellinger, posisi jantung pada embrio itu tak akan berubah. "Tak ada gaya gravitasi yang menariknya ke bawah," ujarnya. Eksperimen Villenger itu merupakan salah satu dan sejumlah paker riset yang diemban oleh Discovery. Percobaan lain, diantaranya: proses penyembuhan patah tulang pada tikus, pertumbuhan kristal protein, pertumbuhan beberapa jenis tanaman dan studi tentang kekuatan lensa. Tim Pembinaan Program Astronaut Indonesia (TPIAI) juga telah menyiapkan lima item riset untuk Dr. Pratiwi. Kelima topik yang diajukan telah disetujui oleh NASA, tinggal penyempurnaan segi-segi teknisnya. Topik riset itu adalah pengamatan atas bentuk sel darah merah, pertumbuhan kuman, pertumbuhan serta perkembangan sel embrio katak, kepompong ulat sutera, benih padi, dan jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus