TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyebutkan bahwa Raden Fatahillah, yang mengusir Portugis dari Sunda Kelapa, adalah orang Yahudi. Beberapa ahli punya pendapat berbeda tentang asal-usulnya.
Sejarawan Belanda HJ de Graaf menyebutkan bahwa Raden Fatahillah berasal dari Pasai, Aceh Utara, yang kemudian ke Mekah ketika daerah tersebut dikuasai Portugis. Fatahillah lalu ke Demak, pada masa pemerintahan Sultan Trenggono.
Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre (JIC).Rakhmad Zailani Kiki, dalam tulisannya di laman Nu.or.id, Fatahillah adalah nasab seorang syarif Hadhramaut atau biasa disebut habib.
Ahli sejarah Abu Bakar al-Mascati dalam disertasi berjudul “Ketika Pasai menaklukkan Majapahit” menyebutkan bahwa Fatahillah dilahirkan di Pasai pada tahun 1471 M. Ia lahir dengan nama Maulana Fadhillah. Gelar Maulana diperoleh karena ia masih keturunan Nabi Muhammad (dari golongan Sayyid atau Syarif atau Habib).
Menurut Saleh Danasasmita, sesorang sejarawan Sunda yang menulis sejarah Pajajaran, dalam bab Surawisesa, Fatahillah adalah Putra Mahdar Ibrahim bin Abdul Ghofuro.
"Tulisan sejarawan Saleh Danasasmita ini bersesuaian dengan Kitab Sejarah Melayu Sulalatus Salatin karya Tun Sri Lanang, bersesuaian pula dengan catatan para keturunan Shekh Jumadil Kubro, baik yang di Malaysia, Cirebon, Banten dan Palembang yang catatan-catatan tersebut juga telah diakui oleh Rabithah Fatimiyyah/Nakabah Azmatkhan sehingga tidak perlu diragukan lagi keabsahannya," tulis Rakhmad Zailani Kiki.
Dalam pelajaran sejarah di sekolah selama ini,
Raden Fatahillah adalah tokoh yang dikenal telah mengusir Portugis dari pelabuhan perdagangan Sunda Kelapa dan memberi nama daerah itu Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan, dan kini menjadi kota Jakarta.
NU.OR.ID