Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Warga Demak melakukan aksi memprotes pernyataan Budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyatakan bahwa Raden Fatahillah seorang Yahudi. Aksi tersebut digelar sore ini pukul 15.30 WIB, Rabu, 4 September 2019 di Alun-alun Demak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Melawan penyelewengan sejarah oleh Ridwan Saidi yang mengatakan bahwa Raden Fattah dan Sultan Trenggono adalah seorang yahudi," demikian tertulis dalam pamflet yang tersebar, Selasa, 3 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Babe Ridwan sapaan Ridwan Saidi menanggapi seruan aksi tersebut. Ridwan mengaku hanya meluruskan sejarah. "Ini kan pekerjaan intelektual, iya kan, ini pekerjaan intelektual saya hanya meluruskan sejarah," kata Babe Ridwan keoada Tempo, Rabu, 4 September 2019.
Sebelumnya, pernyataan Babe Ridwan tentang Raden Fatahillah Yahudi ramai dibicarakan. Pernyataan tersebut diunggah dalam sebuah video berdurasi 15 menit 52 detik itu.
Video diunggah oleh akun YouTube bernama Macan Idealis. Dalam video yang lain juga Babe Ridwan menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan fiktif.
"Saya sih terbuka saja silaturahmi, datang saja ke rumah kita bicara baik-baik, kita kan ini untuk kepentingan generasi mendatang," kata Babe Ridwan. "Apakah bisa membangun generasi Indonesia dengan dongeng, dongeng tentang Sriwijaya. Kan kasian anak-anak didongengin terus, mari kita bangun bersama-lah, jangan dengan dongeng."
Pernyataan Babe Ridwan juga sempat dibantah oleh akeolog Universitas Indonesia Agus Aris Munandar dan Peneliti Utama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo.
"Kalau Raden Fatahillah, bagi saya sih mengikuti Mang Ayat, Prof. Ayat Rohaedi, dia bilang seorang ahli itu boleh ngomong apa saja asal ada data. Kalau tidak ada ya, pertama dia bukan ahli kedua dia pengarang itu saja. Ada datanya tidak sumbernya dari mana," ujar Agus, Kamis, 29 Agustus 2019.
Agus yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Budaya mengatakan bahwa hal itu harus ada datanya dan terbuka untuk umum. "Artinya data harus empirik bisa diakses semua orang, itu baru valid. Kalau cuma bilang itu dari sumber yang saya tahu atau ada sumbernya. Itu kan beda lagi," tutur Agus.
Sementara Bambang yang biasa disapa Tomi satu suara dengan Agus. "Entah engkong (Babe Ridwan) dapat data darimana, dia bisa ngomong bahwa Raden Patah atau Fatahillah orang Yahudi. Sumber yang valid, Raden Patah itu Islam yang masih keturunan Majapahit," kata Tomi kepada Tempo, Rabu, 28 Agustus 2019.
Dalam pelajaran sejarah selama ini, Raden Fatahillah adalah tokoh yang dikenal telah mengusir Portugis dari pelabuhan perdagangan Sunda Kelapa dan memberi nama daerah itu Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan, dan kini menjadi kota Jakarta.