Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

15 Mei 2024 | 06.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Atraksi alam ini hanya terlihat pada malam hari, dan biasanya hanya muncul di wilayah kutub bawah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aurora menampilkan banyak warna, tetapi yang paling sering muncul adalah warna hijau muda dan pink. Warna merah, kuning, hijau dan biru juga beberapa kali muncul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari guidetoiceland.is aurora hampir terlihat setiap malam di dekat lingkaran Arktik dan Antartika, yaitu sekitar 66,5 derajat utara dan setelah Khatulistiwa. Terdapat dua jenis aurora, di utara, tampilannya disebut aurora borelis atau cahaya utara. Di selatan disebut aurora australis, atau cahaya selatan. Berbeda dengan aurora boralis, aurora australis tidak banyak diketahui.

Aurora borealis ini terjadi di bagian utara dengan tampak kemerah-merahan menjelang matahari terbit. Kemunculannya umumnya terjadi pada bulan September-Oktober dan Maret-April. Dengan wilayah lingkar kutub utara yang bisa menyaksikannya, di antaranya Kanada, Alaska, Rusia, dan negara-negara Skandinavia. Sementara aurora australis ini adalah fenomena di langit selatan dengan ciri-ciri yang serupa. Nama ini diambil dari belahan bumi selatannya, Australia. 

Proses Terciptanya Aurora

Secara ilmiah proses terciptanya sinar aurora bisa terjadi ketika temperatur di lapisan luar matahari berkisar ribuan derajat celcius. Pada temperatur sepanas ini, benturan atau koalisi antara molekul gas sering terjadi dan menimbulkan ledakan. Elektron-elektron yang terbebas akibat benturan tersebut, terlempar dari atmosfer matahari saat matahari berotasi.

Elektron-elektron tersebut keluar dari lubang-lubang medan gaya (magnetic field) matahari. Lalu tertiup oleh angin matahari ke bumi. Partikel yang beraliran listrik tersebut dibelokkan oleh medan gaya (magnetic field) bumi. 

Aurora ini terbentuk akibat atom-atom yang saling bertabrakan dengan partikel bermuatan. Partikel ini berasal dari matahari dengan kecepatan 500 mil per detik dan terisap oleh medan magnet bumi di sekitar kutub. Benturan ini yang menghasilkan warna-warna yang indah. Seperti aurora berwarna hijau yang terbentuk dari benturan partikel elektron dan molekul nitrogen.. atau yang berwarna merah adalah benturan dengan oksigen.

Proses ini juga dipengaruhi  oleh angin matahari karena merupakan aliran partikel yang keluar dari matahari yang menggerakkan muatan listrik di atmosfer. Energi ini akan mempercepat partikel menuju ke atmosfer.  Yang akan mempercepat partikel menuju atmosfer bagian atas hingga terjadi tabrakan dengan berbagai gas.

Di kutub utara dan selatan, kekuatan medan gaya bumi sangat lemah, oleh karena partikel bermuatan listrik yang dipantulkan oleh menerobos masuk ke atmosfer bumi dan bertabrakan dengan partikel gas bumi. Kolisi ini menghasilkan cahaya di atas langit kutub utara dan selatan.

Cahaya dari Aurora terletak di jarak 80 km (50 mil) sampai dengan  640 km (400 mil) dari permukaan bumi seperti dikutip dari guidetoiceland.is

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I  FEBYANA SIAGIAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus