Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada sekitar 20.000 spesies lebah di seluruh dunia. Namun tidak semua dari mereka memiliki kemampuan untuk menyengat. Beberapa di antaranya bahkan tidak memiliki sengat sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Live Science, lebah, termasuk lebah madu, sebenarnya bersifat pemalu ketika mereka berada jauh dari sarang mereka dan tidak memiliki sesuatu yang perlu mereka lindungi. Mereka akan menyengat jika merasa terancam atau jika sarang mereka diserang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebah madu adalah salah satu spesies yang sering dikaitkan dengan sengatan. Biasanya, lebah madu akan mati setelah menyengat manusia atau mamalia lain, dan ini terjadi karena anatomi sengat mereka.
Sengat lebah madu memiliki duri yang menancap di kulit, memungkinkan sengat tetap tertanam dan terus memompa racun ke dalam korban yang tersengat.
Sengatan lebah madu tidak selalu berakibat fatal jika mereka menyengat serangga atau laba-laba lain, karena mereka dapat menembus eksoskeleton relatif tipis dari serangga tersebut.
Mereka juga dapat menarik sengatnya tanpa mengalami kerusakan. Namun, ketika lebah madu menyengat manusia, yang memiliki kulit yang jauh lebih tebal daripada eksoskeleton serangga, sengatnya menjadi terjepit.
Ketika lebah madu menyengat manusia dan terbang menjauh, sengatnya tetap tertanam di kulit manusia. Organ dalam perut lebah akan tertarik dan terlepas, yang pada akhirnya menyebabkan kematian lebah tersebut.
Meskipun lebah mungkin akan bertahan beberapa jam setelah menyengat, namun mereka akan mati akibat kehilangan cairan dan kegagalan organ dalam.
Penelitian yang dilakukan oleh Nicholas Naeger, seorang biolog molekuler di Washington State University, telah mengonfirmasi bahwa lebah madu tidak bisa bertahan setelah menyengat target yang mirip manusia. Mereka tidak akan hidup hingga pagi berikutnya.
Pilihan Editor: Bagaimana Lebah Madu Berbagi Peran