Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Beras Hibrida ala Yonsei University, Cukup Makan Nasi Sudah Dapat Protein Daging Sapi

Nasi ini mengandung protein dan lemak, masing-masing, tujuh dan delapan persen lebih banyak dibandingkan nasi biasanya.

3 Maret 2024 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hibrida nasi dan sel daging sapi hasil riset tim peneliti di Yonsei University, Seoul Korea Selatan. Foto Yonsei University

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ini adalah fusi makanan terkini: bersiaplah untuk duduk menghadap menu nasi dan daging sapi di mana kandungan nutrisi keduanya bercampur jadi satu dalam sebuah bentuk hibrida yang dibuat di laboratorium. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak kelompok dan perusahaan riset sedang mengembangkan produk daging yang ditumbuhkan dari sel-sel di laboratorium. Tujuannya, mengatasi isu dampak lingkungan dari peternakan hewan penghasil daging. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelompok yang dimotori Jinkee Hong dari Yonsei University di Seoul, Korea Selatan, termasuk di antaranya. Namun, ketimbang berupaya menumbuhkan sel-sel hewan ke dalam struktur besar yang dibuat menyerupai tekstur daging--yang selama ini terbukti menantang, Hong dkk melebur butiran beras dan kultur sel hewan untuk menciptakan sebuah 'makanan yang benar-benar baru'. 

Mereka pertama-pertama membungkus butiran beras dengan gelatin ikan menggunakan teknik nanocoating sehingga sel otot sapi dapat terekat padanya. Selanjutnya adalah membiarkan sel-sel itu tumbuh selama sekitar 5-7 hari. Setelahnya, beras ditempatkan dalam sebuah media yang mendorong sel-sel otot sapi itu berlipatganda. 

Kata Hong, hasil persilangan yang dihasilkan bisa ditanak seperti beras normal. Menurut pakar teknik kimia dan biomelekuler ini, tekstur nasinya menjadi lebih keras, lebih mudah patah dan kurang lengket dibandingkan nasi umumnya, dan memiliki seperti rasa kacang. 

"Ini tidak seperti rasa daging sapi seperti yang biasa kita rasakan, tapi menawarkan sebuah pengalaman gastronomik baru yang mengkombinasikan nasi yang sudah sangat kita kenal dengan kekayaan rasa umami daging," tuturnya.

Dalam laporan yang telah dipublikasi di Jurnal Matter, terbit 14 Februari 2024, Hong dan timnya menyebut nasi hibrida ini mengandung protein dan lemak, masing-masing, tujuh dan delapan persen lebih banyak dibandingkan nasi biasanya. Secara keseluruhan, per 100 gram nasi daging itu terkandung 48,35 gram karbohidrat, 3890 miligram protein, dan 150 gram lemak. 

Menurut hitungan mereka pula, proses produksi menu baru ini melepaskan sekitar 6 kilogram karbondioksida untuk setiap 100 gram protein yang dihasilkan. Bandingkan dengan sapi yang merilis sekitar 50 kilogram.  

Tak seperti jenis kultur daging lainnya, Hong menambahkan, kandungan yang digunakan dalam memproduksi nasi-daging sapi ini mudah ditemukan dan murah, dengan nilai kandungan nutrisi yang tinggi. Juga, tidak ada rekayasa genetika yang dilibatkan. 

"Keuntungan-keuntungan ini....menawarkan sebuah cara untuk produksi daging dalam sebuah perilaku yang lebih berkelanjutan," kata Hong. Selain juga menawarkan sebuah sumber makanan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan global akan protein yang terus tumbuh. 

Johannes le Coutre dari University of New South Wales di Sydney, Australia, juga menilai inovasi dari Seoul ini tak hanya gimmick yang menarik, tapi juga bisa sangat berguna. "Tantangannya nanti adalah mendapatkan sel-sel daging tumbuh pada beras pada skala besar," kata dia.

NEWSCIENTIST, CELL

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus