Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Berbahaya untuk Otak? Begini Cara Kerja Thermal Gun Sebenarnya

Masalah dengan thermal gun atau thermo gun adalah hasil pengukuran yang bisa berubah-ubah.

21 Juli 2020 | 16.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara melakukan pemantauan suhu tubuh penumpang pesawat menggunakan thermo infrared di terminal kedatangan internasional Bandara Adisucipto, DI Yogyakarta, 2 September 2016. Pemeriksaan suhu tubuh penumpang pesawat ini dilakukan guna mengantisipasi masuknya virus zila yang tengah merebak di Singapura. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Fisika Kedokteran/Klaster Medical Technology IMERI FKUI Prasandhya Astagiri Yusuf menerangkan cara kerja sebuah thermo gun atau yang sebenarnya disebut thermal gun. Alat ini mengukur suhu tubuh tanpa harus bersentuhan dengan kulit atau dari jarak tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Thermo gun sedang ramai diperbincangkan setelah sebuah video beredar mengatakan penggunaan laser berbahaya bagi otak, saat alat itu 'ditembakkan' berkali-kali ke arah dahi. Menurut Prasandhya, thermo gun untuk skrining temperatur seseorang, bekerja dengan menerima pancaran inframerah dari benda, bukan dengan memancarkan radiasi apalagi laser.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prasandhya lalu menjelaskan cara kerja termometer itu yang berbeda dengan termometer raksa atau termometer digital yang menggunakan prinsip rambatan panas secara konduksi. Thermo atau Thermal Gun disebutnya menggunakan prinsip rambatan panas melalui radiasi.

“Dalam prinsip ilmu fisika kedokteran, setiap benda bertemperatur lebih besar dari 0 Kelvin (-273 Celsius) akan memancarkan radiasi elektromagnetik inframerah atau sering disebut dengan radiasi benda hitam (Hukum Wien),” kata Prasandhya dalam keterangan tertulis, Selasa 21 Juli 2020.

 

Gambar tangkapan layar video unggahan kanal YouTube KlikLembaran.

 

Energi radiasi dari permukaan tubuh ditangkap, kemudian diubah menjadi energi listrik dan ditampilkan dalam angka digital temperatur derajat Celsius pada thermo gun. "Prinsip serupa digunakan di thermal camera untuk skrining temperatur di bandara serta thermal goggles di militer untuk mendeteksi keberadaan seseorang di malam hari yang gelap,” katanya menuturkan.

Termometer inframerah yang tersedia di pasaran, Prasandhya menambahkan, umumnya untuk mendeteksi temperatur gendang telinga (termometer telinga) atau temperatur dahi (termometer dahi). Pada dahi, termometer ini mendeteksi temperatur arteri temporal untuk mengestimasi suhu tubuh seseorang.

Prasandhya menerangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah akurasi pengukuran temperatur bergantung pada jarak dan sudut alat thermo gun terhadap objek yang diukur. “Maka dari itu, jangan heran jika hasil pengukuran bisa berubah-ubah,” ujarnya.

 

KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Selasa 21 Juli 2020, pukul 17.34 wib, untuk mengganti keterangan radiasi benda hitam 'Asas Black' menjadi 'Hukum Wien'.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus