Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sejatinya merupakan investasi yang lebih efisien dibandingkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Sayangnya pemahaman yang kurang terhadap penggunaan PLTS menyebabkan pembangkit ini acap mangkrak sebelum waktu pemakaian normalnya habis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelangi Saichu, perwakilan perusahaan inverter terkemuka dari Jerman, SMA, mengatakan sistem PLTS SMA di Jerman bertahan 20 tahunan, dan perusahaannya berani memberikan garansi 10 tahun. Sayangnya, kondisi ini berbeda dengan kondisi PLTS yang ditemukan di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelangi diundang menjadi instruktur bagi para instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) di Indonesia. Pelatihan selama dua minggu, 23 Oktober-5 November 2021, dilakukan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang, yang diikuti oleh 18 instruktur dari BLK Banda Aceh, BLK Lombok Timur, BLK Ternate, BLK Ambon, BLK Sorong, dan PPSDM-KEBTKE Kementerian ESDM.
Pelatihan itu digelar Kementerian Ketenagakerjaan bersama proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) yang didukung oleh Pemerintah Swiss. Pelatihan juga menghadirkan ahli dari SMA dan TML Energy, dua perusahaan yang bergerak di bidang energi surya.
Dengan membagikan pengalamannya kepada para instruktur BLK tersebut, Pelangi berharap dapat mengurangi kesalahan yang terjadi pada operator PLTS di pelosok Indonesia sekecil mungkin.
"PLTS ini dipasang di tempat terpencil pada warga yang belum merasakan listrik sama sekali. Jika ada listrik, itu seperti mereka ingin mencicipinya. Kalau rusak, itu kasihan sekali, karena kemungkinan dana untuk perbaikan tidak tersedia," ujarnya di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, pada akhir pekan terakhir bulan Oktober lalu.
Menurut Pelangi, pada pelatihan tahap pertama ini, instruktur BLK mendapatkan pemahaman tentang sel surya, faktor-faktor pendukung dan pengurang produksi daya, fungsi inverter, alat-perlindungan inverter, dan modul lainya.
Andre Susanto, pakar dan instruktur RESD, mengatakan sebenarnya banyak operator di masyarakat terpencil yang bisa dilatih dan punya kemampuan mengoperasikan PLTS. Cuma masalahnya pada keberadaan operator itu untuk waktu yang panjang.
"Masalahnya apakah mereka masih ada setelah PLTS berjalan 1-2 tahun, apakah pindah kerja, apakah mereka dibayar layak. Masalahnya bukan kemampuan karena bisa dilatih, tapi lebih ke orang itu bisa di situ terus," ujarnya.
Baca:
PLTS Mangkrak di Pulau Tunda, Salah Siapa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.