Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Bertubuh Sangat Tinggi, Apakah Jerapah Sering Disambar Petir?

Dengan tubuh yang tinggi, apakah jerapah sering terkena sambaran petir?

6 Juli 2017 | 14.57 WIB

Penemuan virus yang langkan pada tubuh jerapah ini pertama kali ditemukan oleh seorang pemandu wisata. Dan beberapa ahli virus akan mengembangkan vaksi yang akan merangsang sistem kekebalan tubuh hewan untuk menghasilkan antibodi yang dapat menyembuhkan h
Perbesar
Penemuan virus yang langkan pada tubuh jerapah ini pertama kali ditemukan oleh seorang pemandu wisata. Dan beberapa ahli virus akan mengembangkan vaksi yang akan merangsang sistem kekebalan tubuh hewan untuk menghasilkan antibodi yang dapat menyembuhkan h

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jerapah memiliki tinggi sekitar 14 sampai 19 kaki (426 sampai 579 sentimeter). Padahal objek-objek tinggi diketahui lebih rentan untuk kena sambaran petir. Jadi, apakah jerapah lebih sering terkena sambaran petir dibanding binatang lainnya?

Barangkali benar, namun angkanya tidak bisa secara penuh mendukung premis tersebut. Darren Naish, seorang ahli hewan, mengakui di Scientific American bahwa “Dari tahun 1996 sampai 1999, cagar alam Badak dan Singa dekat Krugersdorp, Afrika Selatan, melihat kematian dua dari tiga jerapah akibat sambaran listrik — binatang ketiga (masih muda) juga tersambar, namun hidup.”

Riset yang paling mumpuni menjawab pertanyaan tersebut ditulis oleh insinyur listrik Chandima Gomes dari Universiti Putra Malaysia di tahun 2011. Dalam penelitianya, ia menulis bahwa jerapah lebih rentan untuk mati akibat serangan petir karena aliran listrik lebih mudah menyusuri organ-organ vital dari jerapah akibat “perbedaan jauh antara kaki-kaki bagian depan dan belakang.”

Gomes juga menulis bahwa semakin mudahnya kontak terhadap benda seperti kayu, semakin rentannya juga binatang terkena sambaran petir.

Secara umum para ilmuwan menyimpulkan, masih sulit untuk mengetahui secara pasti apakah jerapah lebih riskan terkena sambaran petir dari hewan lainnya. Alasan utamanya adalah karena sambaran petir dinilai masih sangat langka.

LIVE SCIENCE | STANLEY WIDIANTO | NS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus