Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan lima pemenang Habibie Prize 2024. Penganugerahan penghargaan dilakukan di Auditorium BJ Habibie, BRIN, Jakarta pada hari ini, Senin 11 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelima pemenang terdiri dari Felycia Edi Soetaredjo untuk bidang ilmu dasar, Bachti Alisjahbana dari bidang ilmu kedokteran dan bioteknologi, dan Brian Yuliarto yang berasal dari bidang ilmu rekayasa. Kemudian Muhammad Amin Abdullah bidang ilmu filsafat, agama, dan kebudayaan, serta Anita Lie untuk bidang ilmu sosial, politik, ekonomi, dan hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memberikan penghargaan tertinggi secara berkelanjutan kepada talenta unggul perorangan maupun instansi yang berasal dari internal maupun eksternal BRIN. Para pemenang dinilai dari hasil karyanya yang berdampak besar pada bidang riset dan inovasi.
"Habibie Prize memberikan penghargaan kepada talenta-talenta unggulan yang memiliki capaian excellent di bidangnya," kata Handoko seperti yang dituturkan dalam keterangan tertulis yang dibagikan BRIN.
Dalam penganugerahan, Handoko juga berharap para pemenang tidak hanya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. "Tetapi juga terus memupuk semangat penelitian dan inovasi di lingkungan mereka,” ucap Handoko dikutip dari Antara.
Pemberian Habibie Prize 2024 kali ini bertepatan dengan momen Hari Pahlawan disebutnya untuk menegaskan bahwa penerima penghargaan adalah pahlawan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Penerima penghargaan Felycia Edi Soetaredjo berasal dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Pernah menerima Distinguished Taiwan Alumni Award tahun ke-2 dari Kementerian Pendidikan Taiwan, kontribusi Felycia adalah dalam penelitian pemanfaatan biomassa dan tanah liat untuk remediasi lingkungan air. Sementara Bachti Alisjahbana dari Universitas Padjadjaran dianggap memimpin inisiatif menuju kemandirian dalam diagnosis penyakit infeksi di Indonesia.
Anita Lie juga dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, dedikasinya dalam transformasi pendidikan melalui pengembangan kurikulum dan penelitian kebijakan pendidikan. Sedangkan Amin Abdullah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dinilai berkontribusi dalam pengembangan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin dalam studi agama dan budaya.
Brian Yuliarto dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berkiprah lewat riset tentang rekayasa nanomaterial berpori untuk aplikasi sensor dan energi. Selain dosen di Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Brian kini juga menjabat sebagai dekan sekaligus bakal calon rektor ITB. Risetnya menekuni bidang rekayasa nano material untuk aplikasi sensor dan energi.