Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penghargaan tertinggi untuk ilmuwan di Tanah Air, Habibie Prize--sebelumnya bernama Habibie Award, pada tahun ini diberikan kepada empat orang yang didominasi dari kampus. Kepada setiap dari mereka dianugerahkan hadiah uang sebesar US$ 25 ribu atau setara hampir Rp 390 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tahun ini, Habibie Prize mengemban misi penting yang tidak sekdar memberikan penghargaan, namun menaruh harapan besar bahwa para penerima penghargaan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian,” ucap Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), L.T. Handoko, saat penganugerahan Kamis, 10 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut keempat ilmuwan peraih Habibie Prize 2022 tersebut beserta isi kontribusi yang diharapkan dari masing-masing,
Habibie Prize 2022 Bidang llmu Filsafat, Agama, dan Kebudayaan.
Naufan Noordyanto, dosen di Departemen Desain Komunikasi Visual, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mendapatkan penghargaan ini untuk bidang kebudayaan. Berusia 32 tahun, Naufan sekaligus penerima Habibie Prize termuda hingga saat ini. Dia terpilih karena dinilai aktif dalam berkarya desain, serta mampu mendukung adanya penyebarluasan dari sisi kebudayaan di Indonesia.
Setidaknya sudah 300 karya yang telah ia publikasikan, dan telah dipamerkan di lebih dari 200 event atau festival, di 45 negara di dunia. Di antaranya adalah yang pernah dievaluasi dan dipamerkan bersama karya para tokoh desain populer dunia, seperti David Carson, Niklaus Troxler, Milton Glaser, Ivan Chermayeff, dan Armando Milani.
Satu karya Naufan dalam bentuk poster juga digunakan dalam konferensi perubahan iklim di Skotlandia pada tahun lalu. Di skala nasional, lima karyanya terpilih sebagai lima desain maskot pesta pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kota Serang, Kabupaten Belitung, Lumajang, Sampang, dan Pamekasan.
Bagi Naufan, desain memberikan penghayatan bagi manusia sehingga manusia bisa mengenal diri sendiri, orang lain, maupun realitasnya yang sedang dibangun. Ia berharap karyanya dapat bermanfaat memberikan sumbangsih terutama penyebaran pengetahuandi kalangan komunitas akademik.
"Misalnya karya-karya saya bisa menjadi materi-materi kajian atau material bagi teman-teman pengkaji, pengamat ataupun bagi mahasiswa, dan tentu saja di dunia praktis atau profesional karya-karya saya bisa memberikan manfaat juga,” ujarnya.
Habibie Prize 2022 Bidang Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi
Ika Dewi Ana dari Departemen Ilmu Biomedika Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menerimanya karena kontribusi membuat CHA Bone Graft dan CHA-based Hemostatic Sponge. Saat ini produknya telah terdaftar dan dipasarkan di Indonesia, yakni materi pengganti tulang yang telah banyak digunakan dalam pencangkokan tulang yang rusak.
Ika mengabadikan dirinya sebagai dokter juga pendidik. Peraih gelar doktor dari Universitas Kyushu Jepang pada 2004 ini mengaku sebelumnya hanya mencoba mengembangkan spons seperti yang diproduksi di luar negeri. Dia menambahkan sedikit ion kalsium yang bertujuan untuk mempercepat pembekuan darah dan akan meningkatkan kinerja dari konsep mutasi.
"Pada waktu saya melakukan penelitian itu, di Indonesia belum ada yang membuat graft tulang. Semua yang kita pakai adalah produk luar," katanya.
Dari riset yang dijalaninya, Ika telah menghasilkan dua produk riset berstandar SNI. Selain bermanfaat bagi tenaga medis dan pasien, apa yang dikerjakan Ika dianggap berhasil menepis ketergantungan impor produk sejenis dari Eropa, Jepang, dan Korea.
Habibie Prize 2022 Bidang Ilmu Rekayasa
Penerimanya adalah Riri Fitri Sari, profesor di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Riri adalah juga saat ini Direktur Pengembangan dan Pelayanan Sistem Informasi yang memimpin berbagai pengembangan infrastruktur dan sistem informasi UI menuju transformasi digital.
Berbagai penelitian tentang protokol internet telah dilakukan oleh grup risetnya dan diterapkan dalam pengembangan sistem. Ia menemukan cara-cara baru dalam penggunaan teknologi informasi dalam masyarakat seperti pada standar evaluasi kampus berkelanjutan UI greenmetric untuk mengevaluasi smart building di universitas sedunia.
Selama 13 tahun menjadi guru besar di Universitas Indonesia, Riri telah membimbing lebih dari 180 mahasiswa. Dia juga aktif diundang menjadi juri di berbagai kompetisi, menjadi pembicara yang menggalakkan peran perempuan di bidang teknologi pada generasi muda, dan mengkampanyekan keamanan siber di dalam maupun luar negeri.
Dalam pesannya, Riri menekankan pentingnya berkolaborasi di bidang teknologi. "Bersama membangun masa depan agar sumber daya manusia di bidang teknologi Indonesia semakin berjaya dan berkualitas,” ujarnya.
Habibie Prize 2022 Bidang Ilmu Dasar
Seorang profesor lainnya berhasil unggul dalam penilaian--yang disebut Handoko sebanyak tujuh tahapan--di bidang ini. Dia adalah Okky Karna Radjasa, saat ini Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, BRIN.
Okky fokus dalam penelitian laut dalam Indonesia. Ia telah mengumpulkan 15 indeks scopus, 22 indeks Google Scholar, dan 6 paten di bidang mikrobiologi laut.
Tak hanya itu, penelitian-penelitiannya juga dinilai bersifat dari hulu ke hilir. Artinya, berkelanjutan sehingga dapat menghasilkan produk substitusi impor dari bioprospeksi biodiversitas laut dalam Indonesia.
“Saya berharap para junior saya nanti akan meneruskan kerja riset kita karena Indonesia sebagai negara maritim itu 68 persen wilayahnya adalah laut dalam, sedangkan yang dangkal hanya 32 persen,” ujar pria berusia 57 tahun ini.
ZAHRANI JATI HIDAYAH