Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Katowice - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya angkat suara seputar NDC Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim COP 24. Dia mengatakan kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC) Indonesia pada tahun ini adalah penurunan gas rumah kaca hingga 0,8 giga ton karbondioksida. Penurunan ini lebih cepat dari yang ditargetkan, yakni 2,8 giga ton karbondioksida pada 2030.
Baca: Tekan Emisi, Pemerintah Indonesia Diminta Jalin Kerja Sama
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ini baru dua tahun berjalan. Saya yakin kita bisa mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen pada 2030,” kata Siti Nurbaya di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP 24 di Katowice, Polandia, 3 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Siti, penurunan produksi karbondioksida hingga 0,8 giga ton tersebut salah satunya berkat laju deforestasi yang menurun. Pembukaan lahan sawit, misalnya, dimoratorium selama tiga tahun atas perintah Presiden Joko Widodo. “Ada perpresnya,” ujar Siti,
Kesepakatan Paris pada 2015 mengamanatkan, antara lain, setiap negara peserta konferensi berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Indonesia memasang target bisa menurunkan emisi hingga 29 persen pada 2030 atau hingga 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun itu. Target penurunan ini merupakan ikhtiar untuk menekan kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celcius dan bahkan 1,5 derajat Celcius.
Dalam strategi implementasi NDC yang ditetapkan pemerintah, target penurunan 29 persen itu diharapkan datang dari lima sektor, yakni kehutanan (17,2 persen), energi (11 persen), pertanian (0,32 persen), industri (0,1 persen), dan limbah (0,38 persen).
Direktur Pelaksana Yayasan EcoNusa, Melda Wita Sitompul, mengatakan pemerintah semestinya tidak hanya bertumpu pada sektor kehutanan, energi, dan pertanian saja untuk menurunkan emisi secara signifikan. Pemerintah juga perlu merangkul industri atau perusahaan dalam strategi penurunan emisi.
Melda menilai kontribusi sektor industri dalam peta jalan yang ditetapkan pemerintah masih terlalu kecil. “Mestinya bisa lebih besar. Misalnya, pemerintah membuat regulasi agar sektor industri juga beralih ke energi terbarukan,” kata Melda. “Mungkin investasi awalnya mahal, tapi dalam jangka panjang bisa menyelamatkan bumi.”
Simak artikel tentang emisi gas rumah kaca lainnya di kanal Tekno Tempo.co.