TELEPON Anda suka ngadat? Dan teleks mahal ongkosnya? Tak usah khawatir. Ali Fikri Kosim dan kawan-kawannya membuat terobosan baru dengan merekayasa jaringan komunikasi antarkomputer, yang mereka sebut Skynet. Dengan Skynet, kata Fikri, pelbagai macam data elektronik bisa ditransmisikan dari satu komputer ke komputer lain dari jarak jauh, tanpa pakai kabel, dan bebas dari biaya pulsa. Skynet ini bisa dipakai pada pelbagai macam komputer -baik PC kompatibel maupun tidak -asalkan ada adapter, perkakas tambahan untuk bisa berhubungan. Adapter itulah yang dibikin Fikri dan kawan-kawan lewat perusahaan (sekaligus bengkel) mereka: PT Rekatama Muda, yang terletak di daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Produk perdana Rekatama dipasarkan akhir 1990 lalu. "Barang itu hasil rancangan kami sendiri," kata Fikri, alumnus Teknik Elektro ITB. Adapter bikinan beberapa alumni ITB ini merupakan rangkaian benda-benda elektronik, rumit, dan dirakit di atas dua lembar PCB (printed circuit board). Alat berukuran kecil itulah (sekitar 10 cm) yang dipasang dalam mesin komputer, terselip di antara komponen CPU. Agar berfungsi sebagai penghubung, adapter ini harus digandeng pula dengan transceiver, pesawat yang bisa memancarkan (transmisi) gelombang radio, dan sekaligus menerima (receiver). Baik adapter maupun transceiver harus dipasang pada kedua komputer yang akan berhubungan. Dalam pengoperasiannya, data digital dari komputer pengirim dipindah ke dalam adapter. Setelah diproses, lalu diubah menjadi sinyal analog. Sinyal itu yang dikirim lewat sarana transmisi yang ada ke tujuan dalam bentuk gelombang radio -bisa frekuensi VHF (frekuensi sangat tinggi) atau UHF (frekuensi ultra tinggi). Komputer penerima memanfaatkan receiver sebagai penangkap gelombang. Lalu data elektronik itu diubah menjadi digital dalam adapter kemudian masuk ke komputer penerima. Skynet, menurut Fikri, dalam satu menit sanggup mengirim data yang jumlahnya setara dengan tulisan ketik sepanjang 5-6 halaman folio. Data kiriman itu bisa disimpan dalam disket atau dicetak dengan printer. Sistem Skynet itu pernah diuji coba oleh harian Pikiran Rakyat Bandung. Komputer pengirim dipasang di daerah Lembang, 30 km di utara Bandung. Ternyata, hubungan Lembang-Bandung bisa dilayani dengan baik. "Tampaknya, Skynet memang cukup efisien kerjanya," kata M. Ridlo Eisy, Wakil Redaktur Pelaksana Pikiran Rakyat. Koran ini naksir memilikinya. "Realisasinya menunggu persetujuan anggaran," tambah Ridlo. Harga Skynet memang tidak murah. Rekatama mematok angka Rp 2,9 juta untuk satu unit adapter dan peranti lunaknya. Selain itu, pihak pemakai masih harus membeli pesawat transceiver, dan bukan buatan Rekatama. Tapi Fikri menjanjikan, "Dibandingkan faksimile, Skynet lebih murah."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini