Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) menciptakan sistem penyiraman otomatis atau disingkat 'Petis' untuk membantu menangani masalah kesuburan tanah di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Sistem Petis dibuat sebagai bentuk pengabdian mahasiswa pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun Akademik 2023/2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bernard Kenny Poya, mahasiswa Teknik Elektro Undip itu, membuatkan sistem pengairan otomatis itu untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Tani Makmur di desa setempat. Inisiatifnya itu bermula ketika Lahan Rumah Pangan Lestari milik KWT Tani Makmur berhasil masuk ke Program Desa Binaan dari kelompok PKK Kecamatan Tawangsari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rencananya, lahan itu akan mengikuti perlombaan Taman KWT Tingkat Kecamatan Tawangsari yang akan diadakan pada April mendatang. Namun, permasalahan muncul terutama terkait kesuburan tanaman dan sayuran, serta kedisiplinan dalam memantau dan menyiram tanaman secara berkala.
Dari sana, Bernard bersama dengan Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren, membangun sistem penyiraman otomatis mulai dari awal hingga siap digunakan. Sistem Petis terdiri dari dua bagian utama. Pertama, panel yang berisi combiner box yang terhubung dengan pompa Dual Pump DC dan sumber daya listrik sebagai mesin penggerak.
Bagian kedua adalah sistem penyaluran air yang terdiri dari selang, penyangga, dan mist nozzle sebagai penyemprot air. "Sistem ini bekerja dengan mengatur waktu penyiraman air secara berkala ke lahan yang ditanami tanaman dan sayuran," kata Bernard melalui keterangan tertulis, Rabu 14 Februari 2024.
Nantinya, dia menambahkan, "Pengguna bisa mengatur waktu penyiramannya dengan saklar timer yang berada di dalam panel." Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa sistem Petis berjalan dengan lancar. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kegagalan sistem selama tiga hari masa uji coba.
Keberhasilan Bernard dan Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren dalam mengembangkan sistem Petis ini kemudian mendapat apresiasi dari Tim PKK Desa Ponowaren. Mereka berencana untuk memasukkan sistem pengairan itu sebagai salah satu unsur penunjang dalam penilaian lomba Taman KWT, April mendatang.
Ketua KWT Desa Ponoware, Sarmi, menyatakan bangga terhadap inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Universitas Diponegoro ini. Sarmi berharap, sistem Petis bisa terus bermanfaat bagi KWT dan PKK dalam memantau kesuburan tanaman di lahan mereka.
Hal senada disampaikan Ketua PKK Desa Ponowaren, Sari. “Semoga dengan adanya sistem PETIS ini dapat menjadi salah satu faktor penguat bagi kami Ibu PKK dalam mengikuti kegiatan perlombaan pada bulan April mendatang,” ucap dia.