Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Diajari Jepang, BRIN Ingin Kembangkan Epidemiologi Air Limbah di Indonesia

Epidemiologi berbasis air limbah diakui BRIN dapat menjadi metode manajemen risiko yang sangat ampuh, termasuk untuk mencegah pandemi masa depan.

14 Agustus 2024 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anak-anak bermain di kali Bekasi yang kondisinya air hitam pekat dan berbau akibat tercemar limbah di kawasan curug Parigi, kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 17 September 2023. ANTARA/Paramayuda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan penelitian virus yang ada di air limbah untuk mengurangi risiko penyakit menular yang mungkin ditimbulkan darinya. Penelitian epidemiologi berbasis air limbah air buangan ini juga diyakini bisa mencegah pandemi di masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Riset Veteriner BRIN, Harimurti Nuradji, menganggap penelitian itu penting dalam aspek kesehatan yang harus ada di Indonesia. "Kajian ini melihat potensi kemungkinan deteksi penyakit dari air limbah. Salah satunya juga dapat menghasilkan hasil uji yang cepat dalam cakupan yang luas," kata Harimurti melalui keterangan yang dibagikannya, Rabu 14 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BRIN bekerja sama dengan Universitas Kanazawa serta Kementerian Lahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Turisme Jepang dalam upayanya mengembangkan kajian epidemiologi berbasis air limbah (WBE) ini. Kerja sama berbasis kolaborasi riset dan inovasi melalui studi kelayakan dan pembuktian konsep.

BRIN juga menyelenggarakan pelatihan di Laboratorium Genomik, Cibinong, Jawa Barat, hingga 20 Agustus 2024 mendatang. Pesertanya adalah para periset dari Pusat Riset Veteriner serta Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih. Narasumber pelatihan adalah Profesor Ryo Honda dari Universitas Kanazawa. 

“WBE ini belum diimplementasikan sepenuhnya di Indonesia, dan dalam kesempatan ini kami akan melihat bagaimana konsep WBE ini untuk digunakan di Indonesia,” kata Harimurti.

Hasil dari pelatihan diharapkan dapat digunakan untuk mendukung kegiatan riset bersama dalam kemampuan mendeteksi penyakit epidemiologi, serta mencegah penyebarannya. Termasuk mencegah potensi pandemi di masa yang akan datang. 

"Harapannya nanti ada periset-periset di BRIN yang akan berkolaborasi dalam kegiatan riset ini, serta dukungan dari stakeholder terkait pengendalian penyakit untuk kepentingan masyarakat," kata Harimurti.

Ditambahkannya, epidemiologi berbasis air limbah dapat menjadi metode manajemen risiko yang sangat ampuh, sebagai langkah peningkatan Pandemic Preparedness and Response (PPR) secara berkelanjutan. "WBE merupakan metode untuk mendeteksi virus dan organisme lain dalam air limbah untuk mengetahui tren infeksi yang terjadi." 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus